Menlu Retno Marsudi Bertemu Utusan Khusus PPB Bahas Soal Pengungsi Rohingya
Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Utusan Khusus (Utsus) Sekjen PBB untuk urusan Myanmar, Duta Besar Christine Burgener.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Utusan Khusus (Utsus) Sekjen PBB untuk urusan Myanmar, Duta Besar Christine Burgener.
Pertemuan dilakukan dalam sela-sela kunjungannya di Bern Swiss, Jumat (16/10/2020) lalu.
Kesempatan itu digunakan Menlu untuk membahas ratusan orang Rohingya yang datang dan mengungsi sementara di Indonesia Agustus dan September lalu.
Baca juga: Indonesia Berharap Konferensi Donor Internasional untuk Rohingya Tak Dicampur Isu Selain soal HAM
“Pertemuan pada intinya membahas mengenai situasi para pengungsi Rohingya,” kata Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/10/2020)
Retno mengatakan utusan Khusus Sekjen PBB sangat menghargai peran Indonesia selama ini membantu menyelesaikan isu pengungsi Rohingya.
Utusan Khusus Sekjen PBB juga menghargai kesediaan Indonesia untuk sementara menerima pengungsi Rohingya berdasarkan alasan kemanusiaan.
Baca juga: Wanita Muda Rohingya Jadi Target Perdagangan Orang di Aceh, TP Dibayar Rp 1 Juta Culik 3 Gadis
Pada tanggal 22 Oktober 2020 rencananya juga akan diselenggarakan Konferensi donor internasional untuk pengungsi Rohingya.
Indonesia berharap konferensi yang akan digelar secara virtual tersebut tidak dicampur dengan isu lain yang berbeda penangannya dari HAM dan isu kepengungsian.
Baca juga: Sekjen PMI Sudirman Said Kunjungi Pengungsi Rohingya di Aceh
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (16/10/2020) konfensi donor internasional diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Konferensi yang akan diselenggarakan dari Washington, Jenewa dan Bangkok itu bertujuan untuk meningkatkan bantuan guna membantu pengungsi Rohingya di dalam maupun di luar negara asalnya, Myanmar.
Pihak penyelenggara mengatakan krisis yang dihadapi orang-orang Rohingya diperburuk oleh pandemi Corona COVID-19
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.