Mendagri Tito Karnavian : Kerawanan Covid-19 Mungkin Terjadi di Tempat Wisata
"Protokol kesehatan, pasang kain masker, jaga jarak, cuci tangan,betul-betul harus diterapkan. Kerawanan mungkin terjadi di tempat wisata, " kata Tito
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan bahwa objek wisata akan menjadi tempat yang rawan penularan Covid-19 pada musim libur panjang akhir Oktober mendatang.
Hal itu disampaikan Tito usai rapat terbatas bersama Presiden membahas antisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober 2020, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (19/10/2020).
"Protokol kesehatan, pasang kain masker, jaga jarak, cuci tangan, ini betul-betul harus diterapkan. Kerawanan mungkin akan terjadi di tempat-tempat wisata," kata Tito.
Mantan Kapolri itu meminta kepala daerah bersama jajaran Forkopimda melakukan langkah antisipasi dengan merancang sedemikian rupa objek wisata agar tidak menjadi klaster penularan Covid-19.
"Untuk itu tempat wisata tersebut harus dikelola sedemikian rupa, diberikan pengumuman, disampaikan kepada warga, agar tempat itu tidak melebihi kapasitas misalnya 50 persen atau 30 persen, dilakukan secara bergelombang, dan lain-lain. Ini peran penting forkopimda, mesin forkopimda, mesin forkopimda harus gerak. karena hanya mesin itu yang bisa menjaga," ungkap Tito.
Baca juga: Mendagri Tito Minta Tempat Wisata Tidak Tampilkan Pagelaran Budaya yang Picu Kerumunan
Tito juga meminta kepala daerah untuk menjaga betul pertahanan daerah seperti yang diterapkan pada hari libur lebaran lalu.
Mulai dari pimpinan di tingkat kampung, desa, hingga kecamatan mendata siapa saja yang pulang kampung dan memastikan mereka sudah mengikuti tes Covid-19.
"Misalnya kampung sehat, kelurahan sehat, di mana warga-warga yang datang dari luar, mereka diyakinkan sudah melaksanakan tes dan kemudian ketika berinteraksi dengan warga, mereka tidak menjadi penular, upayakan seperti itu," pungkasnya.
Baca juga: Muhadjir Minta Terawan Turun Tangan Antisipasi Covid-19 di Musim Libur Panjang Akhir Oktober
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran kabinetnya mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober mendatang.
Presiden tidak ingin muncul klaster libur panjang Covid-19 seperti yang terjadi pada akhir Agustus dan awal September lalu.
"Mengingat kita memiliki pengalaman kemarin, libur panjang yang pada satu setengah bulan yang lalu mungkin, setelah itu terjadi kenaikan yang agak tinggi," ujar Presiden dalam rapat terbatas antisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober 2020, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (19/10/2020).
Baca juga: Cegah Klaster Liburan Jilid II, Presiden Minta Menteri Antisipasi Libur Panjang Akhir Oktober
Penyiapan antisipasi libur panjang menjadi penting agar jumlah kasus Covid-19 tidak melonjak.
Saat ini menurut Presiden per 18 Oktober 2020 rata rata kasus aktif di Indonesia mencapai 17,69 persen.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata kasus aktif dunia sebesar 22,4 persen.
"Ini bagus sekali, kita 17,69 persen, sementara dunia 22,54 persen," jelas Presiden.
Baca juga: Update 19 Oktober: Bertambah 3.373 Kasus Baru, Total Terkonfirmasi Covid-19 Tembus 365.240 Orang
Tidak hanya itu angka kesembuhan juga menurut Presiden menunjukkan adanya perbaikan. Angka kesembuhan di Indonesia mencapai 78,84 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dari rata rata kesembuhan dunia yaitu 74,67 persen.
"Saya kira hal hal seperti ini yang harus terus kita perbaiki sehingga kita harapkan trend kasus di Indonesia akan semakin membaik," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.