BEM SI Diminta Waspadai 'Penumpang Gelap' Aksi Tolak UU Cipta Kerja Bertepatan 1 Tahun Jokowi-Maruf
Aktivis 98 Wahab Talaohu mengingatkan BEM SI agar mewaspadai penumpang gelap yang mungkin saja memanfaatkan kesempatan
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja kembali digelar sejumlah elemen masyarakat seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan aliansi buruh pada Selasa (20/10/2020).
Aksi tersebut juga bertepatan dengan momentum 1 tahun kepemimpinan Jokowi - Ma'ruf Amin.
Aktivis 98 Wahab Talaohu mengingatkan BEM SI agar mewaspadai penumpang gelap yang mungkin saja memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membenturkan mahasiswa dengan aparat.
Seperti pada kejadian demonstrasi satu pekan kemarin di mana aksi unras berujung pada perusakan fasilitas umum dan vandalisme.
Baca juga: Ada Aksi Unras di Patung Kuda, PT MRT Jakarta Minta TNI Amankan Stasiun Bundaran HI
"Bagaimanapun harus diakui bahwa, gerakan mahasiswa selalu identik dengan sejarah perubahan negeri ini.
Sehingga tidak terbantahkan gerakan mahasiswa memiliki kekuatan historis sekaligus politis.
Namun eskalasi gerakan mahasiswa seringkali ditunggangi di lapangan sehingga memicu ketegangan dan benturan dengan aparat kepolisian," kata Wahab dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Baca juga: Massa Aksi Tolak Omnibus Law Kembali Turun, 6000 Personil Polisi Disiagakan di Sekitar Istana Negara
Ia mengingatkan agar upaya penyampaian pendapat yang dilakukan para mahasiswa konsisten dengan gerakan moral force, maupun isu kerakyatan.
Bukan justru menyimpang dengan berniat mengganti presiden lewat parlemen jalanan.
Kata dia, jangan sampai gerakan mahasiswa yang damai itu berubah menjadi martir demi kepentingan elite politik tertentu.
"Sebab situasi saat ini sudah masuk dalam politik praktis dan tidak terjadi di ruang hampa.
Baca juga: Jelang Aksi Mahasiswa Geruduk Istana Hari Ini, Tagar Mosi Tidak Percaya Kembali Trending
Karena itu tidak sesederhana yang dibayangkan oleh para mahasiswa. Ada kepentingan politik praktis kelompok tertentu yang bernafsu berkuasa di 2024," pungkas Wahab.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.