Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BEM SI Diminta Waspadai 'Penumpang Gelap' Aksi Tolak UU Cipta Kerja Bertepatan 1 Tahun Jokowi-Maruf

Aktivis 98 Wahab Talaohu mengingatkan BEM SI agar mewaspadai penumpang gelap yang mungkin saja memanfaatkan kesempatan

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in BEM SI Diminta Waspadai 'Penumpang Gelap' Aksi Tolak UU Cipta Kerja Bertepatan 1 Tahun Jokowi-Maruf
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
MOSI TIDAK PERCAYA - Ratusan pengunjukrasa dari kalangan mahasiswa dan buruh Kota Tangerang, menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR terkait disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Senin (19/10/2020). Dalam aksinya mereka menilai para anggota dewan telah mengkhianati amanat rakyat dengan mengesahkan UU Cipta Kerja yang baksl menyusahkan rakyat. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja kembali digelar sejumlah elemen masyarakat seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan aliansi buruh pada Selasa (20/10/2020).

Aksi tersebut juga bertepatan dengan momentum 1 tahun kepemimpinan Jokowi - Ma'ruf Amin.

Aktivis 98 Wahab Talaohu mengingatkan BEM SI agar mewaspadai penumpang gelap yang mungkin saja memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membenturkan mahasiswa dengan aparat.

Seperti pada kejadian demonstrasi satu pekan kemarin di mana aksi unras berujung pada perusakan fasilitas umum dan vandalisme.

Baca juga: Ada Aksi Unras di Patung Kuda, PT MRT Jakarta Minta TNI Amankan Stasiun Bundaran HI

"Bagaimanapun harus diakui bahwa, gerakan mahasiswa selalu identik dengan sejarah perubahan negeri ini.

Sehingga tidak terbantahkan gerakan mahasiswa memiliki kekuatan historis sekaligus politis.

Berita Rekomendasi

Namun eskalasi gerakan mahasiswa seringkali ditunggangi di lapangan sehingga memicu ketegangan dan benturan dengan aparat kepolisian," kata Wahab dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Baca juga: Massa Aksi Tolak Omnibus Law Kembali Turun, 6000 Personil Polisi Disiagakan di Sekitar Istana Negara

Ia mengingatkan agar upaya penyampaian pendapat yang dilakukan para mahasiswa konsisten dengan gerakan moral force, maupun isu kerakyatan.

Bukan justru menyimpang dengan berniat mengganti presiden lewat parlemen jalanan.

Kata dia, jangan sampai gerakan mahasiswa yang damai itu berubah menjadi martir demi kepentingan elite politik tertentu.

"Sebab situasi saat ini sudah masuk dalam politik praktis dan tidak terjadi di ruang hampa.

Baca juga: Jelang Aksi Mahasiswa Geruduk Istana Hari Ini, Tagar Mosi Tidak Percaya Kembali Trending

Karena itu tidak sesederhana yang dibayangkan oleh para mahasiswa. Ada kepentingan politik praktis kelompok tertentu yang bernafsu berkuasa di 2024," pungkas Wahab.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas