Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Catatan 1 Tahun Jokowi-Maruf: 'Diganggu' Covid, Kontroversi UU Ciptaker hingga Kerabat Ikut Pilkada

Ealuasi terhadap kinerja pemerintahan Jokowi selama satu tahun terakhir, perlu melihat berbagai aspek permasalahan yang terjadi dalam setahun ini.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Catatan 1 Tahun Jokowi-Maruf: 'Diganggu' Covid, Kontroversi UU Ciptaker hingga Kerabat Ikut Pilkada
ISTIMEWA
Duet Jokowi-Maruf Amin. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin genap memasuki usia satu tahun pada hari ini, Selasa (20/10/2020).

Dalam satu tahun masa kepemerintahan itu, Jokowi-Maruf dihadapkan dengan sejumlah tantangan seperti pandemi Covid-19 dan penolakan terhadap omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja, yang diwarnai dengan aksi demonstrasi besar di sejumlah kota di Indonesia.

Pada 2 Maret 2020, Jokowi secara resmi mengumumkan Kasus 1 dan Kasus 2 positif Covid-19. Sejak saat itu, jumlah kasus positif terus bertambah hingga hari ini.

Baca juga: Demo 1 Tahun Jokowi-Maruf, Ini Pengalihan Rute Transjakarta dan Arus Lalin Sekitar Istana

Berdasarkan data dari Worldometers, Senin (19/10/2020), Indonesia kini berada di peringkat 19 dunia, peringkat 5 Asia, dan peringkat pertama di Asia Tenggara, dalam hal total kasus konfirmasi positif Covid-19.

Terakhir, yang tengah menghangat, aksi massa dan penolakan terhadap omnibus law UU Cipta Kerja yang masih terus bergulir sejak DPR mengesahkan RUU tersebut menjadi UU dalam rapat paripurna pada 5 Oktober 2020.

Baca juga: PKS Komentari 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf: Represif dan Royal Terhadap Utang

Polemik mengenai UU Cipta Kerja juga diwarnai dengan informasi yang simpang siur.

Salah satunya adalah tentang draf resmi RUU Cipta Kerja yang beredar dalam versi berbeda-beda di masyarakat, bahkan setelah RUU itu disahkan menjadi UU.

Baca juga: Refleksi Setahun Pemerintahan Jokowi-Maruf, Legislator PKS: Kinerja Bidang Ekonomi Belum Memuaskan

Berita Rekomendasi

Evaluasi berbagai sisi

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan, evaluasi terhadap kinerja pemerintahan Jokowi selama satu tahun terakhir, perlu melihat berbagai aspek permasalahan yang terjadi dalam setahun ini.

"Pak Jokowi memulai pemerintahan dengan mengatakan, 'Saya laksanakan tanpa beban'. Hal itu Beliau sampaikan karena ini merupakan periode terakhir menjabat, dan tidak mungkin dipilih lagi," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/10/2020).

Baca juga: Jokowi Ingatkan Komunikasi yang Baik Terkait Vaksin Covid-19, Jangan Kejadian Seperti UU Cipta Kerja

Menurut Hendri, pernyataan itu memunculkan optimistis masyarakat, yang mengharapkan Jokowi bisa lepas dari pagar atau batasan yang diberikan oleh partai politik.

"Namun, nampaknya partai politik tetap menjadi perhitungan Pak Jokowi, terutama pada saat pembentukan Kabinet Kerja jilid II," kata Hendri.

Di masa awal pemerintahan, Hendri menilai, beberapa keputusan kontroversial sempat terjadi. Misalnya, penunjukan Staf Khusus Milenial, yang dua di antaranya kini sudah mengundurkan diri.

"Tapi salah satu terobosan Pak Jokowi yang cukup berani dan harus diapresiasi adalah mengajak oposisi, Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra dan lawannya saat Pilpres, untuk bergabung ke dalam kabinet," ujar Hendri.

"Itu adalah sebuah optimisme rekonsiliasi yang menurut saya baik sekali," kata dia.

Baca juga: Politikus Gerindra Maklumi Kinerja Satu Tahun Jokowi-Maruf Tak Maksimal

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas