PMI Ajak Masyarakat Lakukan Aksi Dini Hadapi Fenomena La Nina
Palang Merah Indonesia (PMI) mengajak masyarakat melakukan aksi dini untuk menghadapi La Nina.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Palang Merah Indonesia (PMI) mengajak masyarakat melakukan aksi dini untuk menghadapi La Nina.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI, Sudirman Said mengungkapkan, berdasarkan informasi dari BMKG puncak La Nina akan terjadi pada November 2020 dan diprediksi berakhir pada Maret-April 2021.
“Anomali cuaca mengakibatkan peningkatan akumulasi curah hujan hingga 40 persen,” kata Sudirman dalam konferensi pers virtual, Rabu (21/10/2020)
Kondisi cuaca ekstrim tersebut menyebabkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta permasalahan kesehatan lainnya.
Baca juga: Info BMKG Kamis, 22 Oktober 2020: Gelombang Tinggi Capai 4 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia
Apalagi Indonesia saat ini juga sedang menghadapi krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19.
“La Nina datang, Covid-19 masih meradang. PMI mempersiapkan diri,” ujarnya
Untuk menghadapi La Nina, PMI telah mempersiapkan relawannya untuk melakukan sejumlah langkah bersama masyarakat.
Diantaranya dengan melakukan penguatan instalasi penampungan air hujan (IPAH), pemeriksaan sumur resapan, membersihkan drainase kanal, selokan dan saluran air, termasuk penyiapan air bersih.
“Setiap bencana membutuhkan air bersih, karena itu kita juga menyiapkan armada tangki air bersih yang disiapkan di wilayah yang rawan terhadap bencana ini,” ujarnya.
Baca juga: Fenomena La Nina, Waspadai Dampak Hujan Lebat di Provinsi Bengkulu, Sumsel dan Lampung
PMI juga mengajak masyarakat melakukan pemeriksaan terhadap embung/ blumbang (tempat penampungan air), serta melakukan giat pembersihan sungai dari sampah.
Tak Lupa, Sekjen PMI mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan tanggul-tanggul sungai.
Dalam kesiapan menghadapi La Nina, PMI terus berkoordinasi dengan BMKG dan BNPB melalui platform signatur, Insafe, dan inarisk untuk memprediksi prakiraan cuaca dan curah hujan.
Termasuk untuk menghitung berapa pengungsi yang menjadi korban, hingga berapa relawan yang dibutuhkan.
Baca juga: Dampak Fenomena La Nina, Berikut Wilayah Indonesia yang Bakal Alami Hujan Lebat Sepekan ke Depan
“Ini kita bisa memprakirakan dimana cuaca dapat terjadi untuk menuju kesana, dan antisipasi untuk apa yang kita kerjakan,” ujarnya.
Dengan platform ini diharapkan penanganan bencana dapat dilakukan dengan baik.
Masyarakat juga diimbau untuk siap siaga menghadapi bencana lewat informasi resmi yang dikeluarkan BMKG maupun BNPB.
“Bencana bukan hal yang kita harapkan, namun jika kita lebih bersiap kerusakan akan bisa kelola terutama saat menyelamatkan korban,” ujarnya.