Penerapan Regulasi Berbasis Keberlanjutan Genjot Investasi di Daerah
Daerah yang memiliki skor tata kelola di atas rata-rata memiliki peringkat daya saing berkelanjutan yang tinggi
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Ditta Mangiri mengatakan hal terpenting dalam menjemput bola investasi di daerah tak lepas dari penerapan regulasi berbasis keberlanjutan.
Menurutnya, daerah dengan pelayanan publik dan regulasi yang baik akan memiliki iklim investasi yang baik pula.
Daerah yang memiliki skor tata kelola di atas rata-rata memiliki peringkat daya saing berkelanjutan yang tinggi.
"Keberhasilan menarik investasi terletak pada kemampuan tata kelola yang baik, terwujud dalam perencanaan dan penganggaran yang terfokus (money follow program), sistem pelayanan yang smart dengan kebutuhan publik dan didukung kebijakan daerah yang berkualitas," ujar Ditta dalam webinar Investasi untuk Daya Saing: Saatnya Daerah Jemput Bola, Kamis (22/10/2020).
Dia melanjutkan dukungan kepemimpinan yang kuat di daerah juga perlu didorong.
Kapasitas dan integritas kepemimpinan daerah yang kuat ini bisa menentukan terwujudnya tata kelola yang baik.
"Penguatan tata kelola mesti didukung penataan sistem, baik yang terkait dengan penguatan kewenangan daerah maupun proses mendapatkan pemimpin yang berkualitas (pilkada)," imbuh dia.
Sekda Kabupaten Musi Banyuasin Apriyadi mengatakan hal senada.
Baca juga: Tips Investasi untuk Pemula, Kenali 5 Perbedaan Saham dengan Reksadana
Menurut dia inovasi hingga berbagai regulasi berkelanjutan perlu terus dikawal.
Dia menjelaskan saat ini pihaknya telah mengembangkan hilirisasi untuk tanaman karet dan kelapa sawit.
Masyarakat memegang kendali besar untuk penanaman karet dan komoditas kelapa sawit telah dikembangkan menjadi produk energi berkelanjutan dari minyak sawit seperti biofuel.
Untuk karet, Kabupaten Musi Banyuasin sedang mengembangkan komoditas karet menjadi bahan baku aspal karet.
Musi Banyuasin juga memberdayakan UMKM melalui program jumputan yang berasal dari gambir sebagai bahan tekstil.
Baca juga: Kejagung Periksa Direktur Perusahaan Konveksi Terkait Kasus Korupsi Impor Tekstil
"Tidak ada perizinan yang dihambat-hambat karena semua proses perizinan dilakukan secara online dan kami sudah mengikuti program RSPO untuk memastikan komoditas kelapa sawit kami berkelanjutan," ujarnya.
Narasi jemput bola investasi daerah yang digaungkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini menjadi hal yang relevan untuk menyelaraskan praktik investasi berkelanjutan melalui strategi peningkatan daya saing daerah.
Berdasarkan data BKPM, target investasi secara nasional pada tahun 2020 hingga 2024 sebesar Rp4.983,2 triliun.
Jumlah itu meningkat sebesar 47 persen dibandingkan dengan capaian realisasi investasi pada periode 2015-2019 yaitu Rp3.381,9 triliun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.