Boni Hargens: Sumpah Pemuda Itu Sakral, Hindari Aksi Anarkis
Menurut Boni Hargens, diperlukan ketangguhan dan kesiapan generasi muda dalam menghadapi perkembangan era kekinian.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 1928, tepatnya 28 Oktober, para pemuda mengirarkan Indonesia sebagai satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.
Peristiwa sejarah itu sakral dan menjadi bagian sentral dari perjalanan historia bangsa dan negara Indonesia.
Oleh karena itu, Pakar Politik Lulusan Universitas Walden Amerika Serikat Boni Hargens menilai sudah selayaknyalah generasi bangsa hari ini memperingatinya sebagai momen sejarah yang penting.
"Sebab perjuangan 'menjadi Indonesia' adalah perjuangan tiada henti dalam mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang satu, adil, dan makmur," ujar Boni Hargens dalam keterangannya, Senin (26/10/2020).
Baca juga: Ingatkan Momentum Sumpah Pemuda, Menko PMK: Anak Muda Harus Miliki Patriotisme
Boni Hargens yang juga Direktur Lembaga Pemilih Indonesia-LPI ini menegaskan setiap jaman punya tantangannya sendiri.
Para pemuda sebelum dekade 1940-an tentu berjuang melawan kolonialisme dan imperialisme asing, namun para pemuda di jaman sekarang berjuang melawan lebih banyak lagi musuh.
"Musuh itu bisa datang dari dalam dan bisa dari luar. Musuh dari dalam misalnya terorisme, radikalisme, dan separatisme. Musuh dari luar ada yang kelihatan dan ada yang tidak kelihatan. Jaringan terorisme itu berbasis internasional. Itu musuh yang kelihatan," ujarnya.
Dia mengatakan dominasi pasar dan penguasaan infrastruktur digital seperti Over The Top (OTT) masih dihantui kekuatan asing. Kita bisa menyebutnya “kolonialisme digital” di jaman modern.
"Tetapi itulah contoh tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia hari ini dan di masa depan," katanya.
Untuk itu, menurut Boni Hargens, diperlukan ketangguhan dan kesiapan generasi muda dalam menghadapi perkembangan era kekinian.
"Kaum muda harus berjuang mengembangkan potensi dan kompetensi di bidang keilmuan dan keterampilan. Begitulah cara kita mengisi kemerdekaan dan “menjadi Indonesia” di jaman modern," katanya.
Dia mengatakan perlunya menghindari berbagai provokasi politik dan hasutan untuk melakukan anarkisme dalam menyampaikan pendapat di ruang publik.
"Hindari kebiasaan hoaks dalam berpendapat di dunia maya. Generasi muda harus menjadi yang terdepan dalam membangun narasi positif dan rasional di ruang public," katanya.
Boni Hargens mendengar ada desas-desus, kelompok oposisi jalanan ingin kembali melakukan aksi protes menolak UU Omninus Law Cipta Kerja pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.