Politikus PKS Sebut Pikiran Presiden Perancis Emmanuel Macron Kerdil
Sukamta menilai pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menyudutkan agama Islam menandakan bentuk pemikiran kerdil.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
Al Meera sendiri bersaing dengan supermarket Prancis yang ada di Qatar, Monoprix dan Carrefour.
Tidak hanya itu, umat Kristen di negara-negara Arab juga mengecam dan mengutuk keras pernyataan Macron.
Baca juga: BKSAP DPR Desak Pemerintah Kecam Sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron
Salah satu yang mengungkapkan kecamannya adalah penyiar senior Al-Jazeera yang beragama Kristen, Jalal Chahda.
“Saya Jalal Chahda, seorang umat Kristen Levantine Arab, menolak dan mengecam hinaan kepada seorang Nabi di Islam, sang pengirim pesan #Mohammad. Damai dan Terberkatilah,” tulisnya di Twitter dikutip dari Anadolu.
Chahda juga memposting foto, yang berisi tulisan, “Muhammad, Tuhan memberkatinya dan memberikannya kedamaian,” lanjut Chahda. Penyiar Al-Jazeera lainnya, Ghada Owais, yang juga Kristen mere-tweet cuitan Chahda. Protes terhadap pernyataan Macron juga meluas ke Libya, Suriah, dan Jalur Gaza.
Terpisah, Prancis mendesak negara-negara Timur Tengah untuk megakhiri seruan boikot mereka terhadap barang-barang produksi Prancis, sebagai bentuk protes terhadap pembelaan Presiden Emmanuel Macron untuk menayangkan kartun Nabi Muhammad.
Kementerian luar negeri Prancis mengatakan bahwa sedang terjadi seruan "tak berdasar" untuk memboikot barang-barang Prancis yang "didorong oleh minoritas radikal".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyarankan, untuk kedua kalinya, bahwa Macron harus mencari "pemeriksaan mental" untuk pandangannya tentang Islam.
Komentar tersebut mendorong Prancis memanggil duta besarnya untuk Turki untuk melakukan konsultasi pada Sabtu (24/10).
"Apa masalah individu yang disebut Macron dengan Islam dan dengan Muslim?" kata Erdogan.
Sementara itu, pemimpin Pakistan Imran Khan menuduh pemimpin Prancis itu "menyerang Islam, jelas-jelas tanpa memahaminya". "Presiden Macron telah menyerang dan melukai sentimen jutaan Muslim di Eropa dan di seluruh dunia," ujarnya.