Perjalanan Politik Legislator PAN Guspardi Gaus: Dari Pengusaha, Akademisi hingga Politisi
Siapa sangka, di balik kesuksesannya kini menduduki jabatan legislatif Senayan, tidak diraih Guspardi dengan mudah.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
Dia bekerja di kedutaan sebagai petugas haji saat momen Hari Raya Idul Adha. Dari situ dia mendapatkan upah 50 real dalam sehari.
Tidak hanya itu, Guspardi juga berdagang barang-barang antik dari Mesir untuk dijual kepada para jemaah haji.
“Selendang sutra, barang-barang antik dari Mesir, kalau saya jual langsung ke toko itu sudah langsung dapat 2 kali lipat keuntungannya. Tapi saya tidak, saya langsung menjual ke jemaah, supaya misalnya selendang itu 30 real harganya, saya bisa jual 90 real. Kalau ke toko kedutaan itu langsung diambil 60 real, dua kali lipat,” ujar Guspardi.
“Sehingga saya setiap musim haji bisa mendapatkan uang 3 ribu dolar, itu sekitar 43 juta,” ucap Guspardi.
Pergi ke Eropa dengan Uang 1000 Dollar
Setelah musim haji selesai, ada keinginan Guspardi untuk pergi ke Eropa. Dia ingin menunjukkan bahwa lulusan IAIN yang selama ini dianggap masyarakat kelas tiga bisa pergi ke Eropa dengan uang yang diraihnya sendiri.
Akhirnya, dia memutuskan sejenak untuk pergi ke Eropa. Dia memilih negara Belanda dan sempat ke Belgia untuk menjadi destinasinya di benua biru itu.
Guspardi memanfaatkan jaringan kawannya untuk mendapatkan akomodasi atau penginapan selama dirinya berada di Belanda.
“Jadi seribu dolar saya manfaatkan untuk ke Eropa, keliling saya pergi ke Belanda saya cari juga tempat, karena yang paling mahal itu kan akomodasi penginapan,” kata Guspardi.
Banyak pengalaman yang didapat Guspardi, mulai dari beribadah yang memiliki kultur sangat berbeda dengan Indonesia hingga pernah masuk kelab malam.
“Saya pernah ke Brussels (Belgia) malam nginap, tiba-tiba ke kelab. Saya tidak pandai bahasa Inggris saya komunikasi sudah didekatkan. Alhamdulillah saya tidak pernah minuman keras, waktu itu juga banyak yang menghampiri cuma soal agama, jadi takut. Walaupun kita tidak bisa bahasa Inggris bahasa isyarat juga bisa, Alhamdulillah dipelihara oleh Allah,” ujar Guspardi.
Kembali ke Indonesia dan Merintis Usaha
Setelah kurang lebih dua tahun merantau di Mesir, akhirnya Guspardi Gaus kembali ke Indonesia pada akhir 1984.
Pada Februari 1985, dia memutuskan kembali ke daerah asalnya, Padang, Sumatera Barat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.