TNI Bina Narapidana Nusakambangan, Napi Terorisme: Alhamdulillah, Dulu Musuh Kini Bisa Bercengkrama
Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI AD melakukan pembinaan juga berosialisasi dengan para narapidana di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI AD melakukan pembinaan juga berosialisasi dengan para narapidana di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Tepatnya di Lapas kelas 2A, Kembang Kuning.
Seperti diketahui, lapas tersebut menjadi tempat untuk narapidana mati, pidana seumur hidup, pidana B1 atau hukuman lebih dari 1 tahun, dan selebihnya adalah pidana narkoba dan pidana umum (pidum).
Hal tersebut seperti dikatakan oleh Tunggul Waluyo selaku Kepala Lapas tersebut.
"Hampir 30 warga binaan kami dididik oleh teman-teman dari Babinsa ataupun Kodim Cilacap," ucap Tunggul Waluyo, dilansir dari tayangan YouTube TNI AD, Sabtu (31/10/2020).
Sementara itu Kapten Infanteri Agus swantoro selaku Danramil 17/Dayeuhluhur, Cilacap mengatakan pembinaan tersebut dilakukan atas dasar kepedulian sesama manusia.
Hingga dirinya pun mendatangkan Babinsa berprestasi untuk membina para narapidana tersebut.
"Khususnya ada Babinsa yang bisa seni ukir," ujarnya.
Sertu kholiq selaku Babinsa Koramil 17/Dayeuhluhur, Cilacap menjadi mentor seni ukir bagi warga binaan.
Baca juga: Babinsa di Bima Ini Rela Pakai Uang Pribadi Bantu Kampung Warga yang Krisis Air
Baca juga: Panglima TNI Libatkan Babinsa Sampai Babinpotdirga, Disiplinkan Warga dengan Protokol Kesehatan
"Mari kita belajar, hal tersebut akan berguna ketika warga binaan ini nantinya sudah keluar dari Lapas dan itu bisa menjadi bekal," katanya.
Kapten Infanteri Agus swantoro melanjutkan selain keterampilan, para warga binaan juga diajari terkait wawasan kebangsaan.
Bahkan pihaknya mengakui melalui wawasan kebangsaan ini, warga binaan khususnya yang berkasus terorime dapat kembali mengakui NKRI.
Narapidana juga diajak latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB), kegiatan ini pun diakuinya banyak mendapat perhatian dari para narapidana.
Tidak hanya diikuti oleh warga binaan asal Indonesia saja, namun juga asal Nigeria, Iran, Australia, hingga Malaysia.