Anak Negeri Diharapkan Melahirkan Inovasi Lewat Rekayasa Digital
Munculnya banyak platform digital untuk memfasilitasi ruang diskusi daring, menjadi salah satu media dalam memunculkan gagasan dan ide baru.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini masyarakat Indonesia memerlukan ruang diskusi untuk mamfasilitasi gagasan-gagasan di era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini.
Menurut Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko, munculnya banyak platform digital untuk memfasilitasi ruang diskusi daring, menjadi salah satu media dalam memunculkan gagasan dan ide baru.
"Intinya saya menyambut baik munculnya masyarakat yang diskusif, yang berdialog dan memfasilitasi gagasan-gagasan masyrakat. media saat ini, baik itu media sosial ataupun media massa hanya cenderung satu arah, mengedepankan sensasi saja, tapi kurang masuk ke dalam atau esensi," ujar Budiman, dalam talkshow Inovasi Teknologi di Masa Pandemi: Solusi untuk Negeri, Senin (2/11/2020).
Baca juga: Cover Lagu Berkibarlah Bendera Negeriku, KGL Gandeng Gus Muwafiq hingga Budiman Sudjatmiko
Budiman Sudjatmiko mengungkapkan, dari ruang diskusi lahirlah gagasan berupa imajinasi, lalu dari imajinasi bisa muncul inovasi.
Inovasi inilah yang dibutuhkan bangsa di masa Revolusi 4.0.
Untuk itu ia mendorong agar rekayasa digital melalui ruang diskusi secara daring diperluas lewat inovasi-inovasi anak negeri.
"Ruang diskusi daring juga adalah rekayasa digital yang memfasilitasi orang saling berdialog, perubahan apa yang muncul. Kita bisa lihat bagaimana platform ojek daring, dan belanja daring bisa mengubah perilaku orang dalam transportasi dan berbelanja," katanya.
Ia juga menegaskan, Revolusi 4.0 bukan cuma urusan para ilmuwan dan teknokrat.
Ada peran dari semua lintas ilmu pengetahuan di dalamnya.
"Revolusi 4.0 terlalu besar kalau hanya dihadapi para ahli komputer, scientist, dan ilmuwan. Seolah-olah revoulusi 4.0 cuma untuk para ilmuwan. Justru jika begitu akan membunuh peradaban, akan merusak hubungan kalau ahli-ahli filsuf tak merumuskan etika, kalau ahli sejarah tidak mengingatkan bagaimana revolusi industri lalu mengubah dunia," tegasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Edmon Makarim mengatakan pemikiran Budiman soal imajinasi adalah hal yang dibutuhkan untuk kemajuan bangsa.
"Membangun imajinasi itu adalah pekerjaan rumah kita bersama, kreativitas dan imajinasi kadang tak sinkron, tapi akan sangat hebat jika dilengkapi dengan logika dan etika. Sehingga rasionalitas lebih dikedepankan daripada emosional," katanya.
Sementara, pemerintah melalui Kementerian Kominfo sedang menyusun sebuah peta jalan dengan nama Indonesia Digital Nation (bermartabat, berkeadilan, dan berdaya saing).
Bertujuan untuk mewujudkan birokrasi digital Indonesia yang berkelas dunia dan berdaya saing.
"Dalam peta jalan tersebut terdapat berbagai upaya diantaranya penyediaan infrastruktur, pembuatan aplikasi, menyiapkan regulasi, melakukan pengendalian, hingga pengadopsian teknologi pendukung," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan.
Semuel kemudian menjelaskan lebih rinci mengenai peta jalan Indonesia Digital Nation tersebut. Jika bicara transformasi digital, penyediaan infrastruktur merupakan hal paling mendasar.
"Presiden Jokowi telah memberikan instruksi agar mempercepat penyediaan infrastuktur ini, dimana diproyeksikan tahun 2023 seluruh wilayah di Indonesia sudah terlayani dengan internet," terang Semuel.