Hasto: Bung Karno Canangkan Kampus UNJ City of Intellect Didasari Spirit Nation & Character Building
Kampus juga adalah pusat peradaban Indonesia dimana nalar dan budi dikedepankan sebagai elemen penting nation and character building.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencanangan kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai city of intellect (kota mahasiswa) oleh Proklamator RI Soekarno adalah perwujudan spirit bahwa kampus adalah pusat mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kampus juga adalah pusat peradaban Indonesia dimana nalar dan budi dikedepankan sebagai elemen penting nation and character building.
Hal itu diungkapkan Dewan Pembina Megawati Institute Hasto Kristiyanto dalam webinar yang digelar oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan dihadiri Rektor UNJ Prof Komarudin, Ketua Senat dan Guru Besar UNJ Prof Hafid Abbas. dan Guru besar IPB Rokhmin Dahuri.
Acara itu untuk menggagas kembali sejarah UNJ yang saat diresmikan oleh Bung Karno pada 1953 sebagai "Kota Mahasiswa".
Menurut Hasto, Bung Karno menegaskan supremasi sains dan teknologi, untuk amal dan kemanusiaan, diletakkan sebagai pilar kemajuan bagi perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan seluruh umat manusia dari berbagai belenggu penjajahan.
"Karena itulah pencanangan Rawamangun sebagai city of intellect pada tahun 1953, oleh UNJ digelorakan kembali spiritnya. Bahwa kampus adalah pusat mencerdaskan kehidupan bangsa, pusat peradaban Indonesia, dimana nalar dan budi dikedepankan sebagai elemen penting nation and character building. Supremasi sains dan teknologi untuk Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkebudayaan," beber Hasto.
Baca juga: Pemikiran Soekarno Lampaui Zaman, Rektor UNJ Beberkan Gagasan Sang Proklamator soal Kota Mahasiswa
Hal itu disampaikannya dalam webinar bertajuk "Dari Rawamangun Untuk Indonesia: Menapaki Jejak Pikiran Soekarno tentang City of Intellect", Rabu (4/11/2020).
Webinar itu digelar oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan dihadiri Rektor UNJ Prof Komarudin, Ketua Senat dan Guru Besar UNJ Prof Hafid Abbas. dan Guru besar IPB Prof Rokhmin Dahuri.
Kata Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) itu, Bung Karno sangat mendukung pendidikan dan sains dalam membangun Indonesia.
Bahkan, pendidikan menurut Bung Karno adalah cermin kehidupan sebuah bangsa, dan melalui pendidikan lewat sekolah merupakan salah satu lokus untuk memulai revolusi mental.
Di era kepemimpinan Bung Karno, usaha untuk menumbuhkan etos warga negara melalui pendidikan di sekolah pernah diupayakan melalui penerapan sistem pendidikan Pancawardhana.
Sistem pendidikan yang menekankan pada pembangunan bangsa dan wataknya.
Pada 14 Maret 1948, Presiden Soekarno mencanangkan Pemberantasan Buta Huruf.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa setelah urusan buta huruf selesai, Bung Karno menginginkan Indonesia berdikari dengan mengirimkan putra-putri terbaik ke Belanda untuk belajar tentang industri perkapalan dan dirgantara.