Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stafsus Milenial Jokowi : Diajak Kunker, Hadapi Pendemo Tolak UU Cipta Kerja, Jadi Teman Diskusi

Setahun menjadi stafsus milenial, mereka ada yang diajak kunjungan kerja, teman diskusi Presiden Jokowi, hingga diutus menemui pendemo.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Stafsus Milenial Jokowi : Diajak Kunker, Hadapi Pendemo Tolak UU Cipta Kerja, Jadi Teman Diskusi
Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris 

Kesempatan kemarin merupakan perdana dan dia mengaku sangat antusias bisa mendampingi sekaligus belajar langsung dengan Presiden Jokowi.

"Pertama tentu saya sangat antusias. Selain karena kunker pertama, ditambah daerah yang dikunjungi, daerah asal saya, Karawang. Jadi spesialnya dobel," ucap Aminuddin dalam keterangannya, Jumat (13/12/2019).

Staf khusus Presiden dari kalangan milenial, Aminuddin Ma'ruf di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Staf khusus Presiden dari kalangan milenial, Aminuddin Ma'ruf di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (23/11/2019). (Danang Triatmojo)

Hal lainnya, Aminuddin merasakan adanya sikap optimisme dan egaliter yang luar biasa dari Presiden Jokowi.

Sikap optimisme ini terlihat jelas dari setiap kalimat yang disampaikan baik saat memberikan sambutan atau menjawab pertanyaan dari wartawan.

"Kelegaliteran dan kerja keras presiden jelas terlihat dari rute yang diambil setelah mengunjungi pabrik Isuzu untuk melepas ekspor perdana Isuzu Traga menuju rumah makan," ungkapnya.

"Presiden memilih jalur yang melewati pemukiman padat penduduk menyusuri sungai untuk melihat rakyatnya ‎dengan sesekali berhenti untuk menyapa dan memberikan buku kepada anak sekolah yang begitu antusias menunggu ingin melihat pimpinan negaranya. Padahal saya tahu ada jalur yang jauh lebih cepat bisa ditempuh melewati jalan tol," paparnya lagi.

Presiden Joko Widodo memperkenalkan staf khusus barunya yang berasal dari kalangan milenial CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra (kiri), Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi (dua kiri), Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara (tiga kiri), peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (empat kanan), CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung (tiga kanan), Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia (dua kanan), dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf (kanan) di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Tugas yang diberikan Presiden pada stafsus milenialnya adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang sesuai dengan keahliannya masing-masing. TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO
Presiden Joko Widodo memperkenalkan staf khusus barunya yang berasal dari kalangan milenial CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra (kiri), Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi (dua kiri), Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara (tiga kiri), peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar (empat kanan), CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung (tiga kanan), Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia (dua kanan), dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf (kanan) di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Tugas yang diberikan Presiden pada stafsus milenialnya adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang sesuai dengan keahliannya masing-masing. TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO (TRIBUN/SENO TRI SULISTIYONO)

Pelajaran lainnya, Aminuddin ‎berkesempatan juga berdiskusi dengan beberapa orang rombongan yang kebetulan semobil di dalam perjalanan, baik itu sekedar berkenalan maupun diskusi persoalan-persoalan yang lebih dalam.

Berita Rekomendasi

"Ada Pak Moeldoko, Pak Basuki Menteri PUPR, Mas Wisnutama, Gubernur Jabar, Kapolda Jabar, Bupati Karawang, Dan Paspampres, Sesmilpres, Kasetpres," imbuhnya.

Terakhir Aminuddin mengaku sangat gembira mendapat pembelajaran dari menemani kunker presiden.

Dimana bangsa ini tidak hanya sekedar harus berjalan maju, tetapi butuh lari cepat untuk mengejar ketertinggalan baik di bidang infrastruktur maupun kualitas SDM.

* Stafsus Milenial Aminuddin Maruf diutus Jokowi temui demonstrans dari BEM SI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan staf khusus Presiden Aminuddin Maruf untuk menemui BEM Seluruh Indonesia yang melakukan aksi unjuk rasa Undang-undang Cipta Kerja di Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (16/10/2020).

Aminuddin yang merupakan mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016 tersebut mengatakan ia menemui para pengunjuk rasa sekira pukul 15.00 WIB.

"Iya saya dari istana, (perintah) Bapak Presiden," ujar Aminuddin kepada wartawan, Jumat, (16/10/2020).

Aminuddin mengaku diminta Presiden Jokowi untuk mendengarkan aspirasi dari para mahasiswa yang berunjuk rasa.

Nantinya pernyataan sikap para mahasiswa akan disampaikan kepada Presiden.

"Pernyataan sikap dari teman-teman BEM SI akan saya sampaikan tidak kurang dan tidak lebih. Semuanya terkait UU Cipta Kerja," katanya.

Jokowi memerintahkan staf khusus Presiden Aminuddin Maruf untuk menemui BEM Seluruh Indonesia yang melakukan aksi unjuk rasa Undang-undang Cipta Kerja di Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (16/10/2020).
Jokowi memerintahkan staf khusus Presiden Aminuddin Maruf untuk menemui BEM Seluruh Indonesia yang melakukan aksi unjuk rasa Undang-undang Cipta Kerja di Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (16/10/2020). (Istimewa)

Sebelumnya meski hujan turun deras, massa unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (16/10/2020) tetap bertahan.

Pengamatan Tribunnews.com di lokasi, massa menggunakan spanduk yang mereka bawa untuk melindungi diri dari hujan.

Sebagian yang lainnya ada yang menggunakan payung dan jas hujan.

Ada pula yang tetap bertahan di bawah guyuran hujan tanpa menggunakan pelindung apa pun.

Baca juga: Hanya Ditemui Stafsus Milenial, BEM SI Kecewa: Bukan Representasi Presiden

Sebanyak 650 aparat gabungan disiagakan untuk mengamankan aksi penyampaian pendapat di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Meliputi 450 personel kepolisian dan 200 personel TNI.

Ada dua aliansi massa yang berunjuk rasa di waktu bersamaan.

Satu aliansi dari mahasiswa BEM SI, dan lainnya dari aliansi Kelompok Miskin.

Aliansi kelompok mahasiswa menyampaikan pendapat di depan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, sementara Aliansi Kelompok Miskin di depan pintu silang Monas dekat kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2020). Mereka menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR pada 5 Oktober 2020. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2020). Mereka menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR pada 5 Oktober 2020. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Adapun empat tunturan BEM SI dalam aksi unjuk rasa UU Cipa Kerja, pertama yakni mendesak Presiden untuk mengeluarkan Perppu mencabut Undang-Udang Cipta Kerja yang disahkan pada Senin 5 Oktober 2020.

Kedua mengecam sikap pemerintah yang mengintervensi gerakan rakyat dan mahasiswa yang menolak UU Cipta Kerja.

Ketiga yaitu mengecam tindakan represif aparat kepolisian massa aksi menolak UU Cipta Kerja.

Keempat BEM SI juga mengajak mahasiswa Indonesia bersatu untuk menolak UU Cipta Kerja. (tribun network/thf/tau/Tribunnews.com/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas