Bertemu Dubes Rusia, DPP GMNI Dukung Sinergi Rusia-Indonesia
Dubes Rusia Lyudmila mengatakan audiensi dengan organisasi mahasiswa perlu terus dilakukan guna memperkuat hubungan Rusia-Indonesia.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP GMNI beraudiensi dengan Duta Besar Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva di Wisma Duta Besar Rusia, Jakarta, Kamis (5/11) lalu.
Dalam audiensi tersebut, DPP GMNI dan Duta Besar Rusia berbagi pandangan.
Lyudmila mengatakan beraudiensi dengan organisasi mahasiswa, seperti yang dilakukan dengan GMNI, perlu terus dilakukan guna memperkuat hubungan kedua negara.
Perbincangan dibuka dengan Lyudmila yang mengingatkan pentingnya merefleksikan lebih dalam hubungan diplomatik Indonesia-Rusia yang sudah terjalin selama 70 tahun.
"Kami (Kedutaan Besar Rusia) menyambut kehadiran saudara sekalian di wilayah kami. Kami menghargai hubungan baik yang telah terjalin lama antara Indonesia dan Rusia sejak masa Soekarno. Sempat redup pada masa Soeharto, namun kembali bersemi sejak pemerintahan Ibu Megawati sampai saat ini. Rusia sudah dan selalu menganggap Indonesia sebagai sahabat," ujar Lyudmila, dalam keterangannya, Sabtu (7/11/2020).
Baca juga: Shkval, Hantu Bawah Laut Rusia, ketika Ditembakkan Kapal Perang Musuh Tak Mampu Melarikan Diri
Dia turut memberi gambaran mengenai berbagai bentuk kerjasama yang telah dijalin antar kedua negara, termasuk prospek kerjasama dalam bidang-bidang strategis lainnya yang akan dilakukan ke depan, satu di antara yang dibahas adalah kerjasama dalam bidang kesehatan.
"Saat ini Rusia mempersiapkan Vaksin Sputnik yang tengah dalam proses uji klinis tahap akhir yang nantinya akan siap untuk didistribusikan ke setiap negara, termasuk Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Semua kerjasama itu dilandasi spirit kemanusiaan," kata dia.
Sementara dalam bidang sosio-kultural, Lyudmila melihat adanya kesamaan antara Indonesia dan Rusia.
Menurutnya, Rusia memiliki ragam SARA sama halnya dengan Indonesia, dimana masyarakat Rusia terdiri dari lebih dari 100 kelompok etnik dengan beragam suku, agama, dan kebangsaan.
"Rusia mampu merawat keberagaman ini karena negara secara kokoh menempatkan setiap warganya setara. Semuanya adalah warga negara Rusia, tak ditanya suku atau agamanya apa. Kami merayakan perbedaan dan perbedaan itu adalah kekayaan kami. Perbedaan itu kami rayakan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," imbuhnya.
Baca juga: Militer Rusia Akan Terjunkan Tank T-72B3 Versi Baru Medan Tempur
Sementara itu, Ketua Umum DPP GMNI Imanuel Cahyadi menyampaikan apresiasi atas penerimaan yang hangat dari Duta Besar Rusia.
Dia menilai hubungan yang terjalin antara Rusia dan Indonesia bukan hanya sebatas hubungan diplomatik.
"Kami merasa bahwa hubungan yang terjalin antara Rusia dan Indonesia bukan hanya sebatas hubungan diplomatik, namun lebih dari itu, kita adalah sahabat. Ada berbagai simbol yang menunjukkan hubungan persahabatan antar kedua negara seperti Monumen Nasional, Rumah Sakit Persahabatan, Tugu Tani, dan sebagainya. Di Rusia juga terdapat Blue Mosque (Mesjid Biru Soekarno), dan penemuan makam Imam Al’Bukhori menandakan kedekatan antara Soekarno dan Khrushchev pada masa kepemimpinan mereka”, ujar Imanuel.
Imanuel juga mengapresiasi berbagai dukungan yang telah diberikan Rusia untuk Indonesia, khususnya dukungan Rusia atas kemerdekaan Indonesia di dunia internasional.
Dia juga berharap agar Rusia bersama dengan Indonesia, memberi dukungan untuk kemerdekaan Palestina.
“Rusia adalah salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Setelah merdeka, Indonesia menginisasi terbentuknya Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada 1955 yang diketuai oleh Ali Sastroamidjojo yang bertujuan untuk membantu negara-negara dunia ketiga mencapai kemerdekaan," kata dia.
"Namun hingga kini, masih ada 1 negara peserta KAA yang belum mendapatkan kemerdekaannya yaitu Palestina. Saya berharap agar Rusia bersama dengan Indonesia dan negara lain yang anti-kolonialisme mendukung kemerdekaan Palestina di PBB dan berbagai forum internasional lainnya atas nama kemanusiaan," imbuh Imanuel.
Baca juga: Putin : Ekonomi Rusia Lebih Baik Dibanding Negara Lainnya saat Pandemi
Sekjend DPP GMNI Sujahri Somar menyampaikan pentingnya dukungan Rusia untuk Indonesia dalam konstelasi politik global dan juga di kawasan, khususnya di bidang pertahanan.
Menurut Sujahri, Indonesia telah sejak lama mendapatkan dukungan dari Rusia, khususnya di bidang militer.
Pada era Soekarno, Indonesia menjadi negara dengan kekuatan militer terkuat di bumi bagian selatan dengan dukungan Rusia.
Sedangkan saat ini, Indonesia sedang berada dalam pusaran konflik di kawasan, khususnya di Laut Cina Selatan.
"Untuk mempertahankan kedaulatan wilayah, GMNI mendukung pemerintah Indonesia kembali mendapatkan dukungan dari Rusia untuk memperkuat alutsistanya dengan peralatan tempur modern dengan sistem terbaru. Indonesia butuh pesawat tempur dengan kemampuan jelajah dan kemampuan tempur yang baik, seperti Sukhoi, untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya yang sebagian besar berada di wilayah perairan," kata Sujahri.
Baca juga: Karena Covid-19, Perusahaan Teknologi Rusia Kembangkan Platform Telemedicine Terpadu
Sementara Ketua DPP GMNI Bidang Hubungan Internasional dan Jaringan Luar Negeri Kristian Sinulingga, menekankan pentingnya pertukaran budaya antara Rusia dan Indonesia melalui program pertukaran mahasiswa.
Kristian mengatakan Rusia dan Indonesia serupa dalam aspek sebagai negara multikultural. Dalam ruang tersebut, kedua negara bisa saling mengisi dan saling memperkaya lewat pertukaran budaya.
"Ini salah satu fondasi terbaik merajut persahabatan kedua negara. Kita berharap agar semakin banyak mahasiswa Indonesia yang dapat melanjutkan studi ke Rusia, begitu juga sebaliknya. Lewat jalan ini pula kedekatan emosional yang selama ini telah terbangun antara Rusia dan Indonesia akan terus terawat. Selama 70 tahun Rusia-Indonesia telah menunjukkan kepada dunia tentang hubungan yang dibangun di atas batu karang fraternitas," kata Kristian.