DPP LDII: Pendidikan Karakter Bisa Sukses, Bila Andalkan 6 Pihak Ini
Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso yang membuka acara ini menekankan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkarakter.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - LDII memandang penting pembangunan karakter. Ini disampaikan dalam konferensi pers menjelang peluncuran platform e-learning pondokkarakter.com.
Konferensi Pers ini digelar di Kantor DPW LDII Jawa Timur, Surabaya, baru-baru ini.
Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso yang membuka acara ini menekankan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkarakter.
Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci Pendidikan Vokasi Hadapi Tantangan Industri
Ia mengatakan, LDII mengamati beberapa lingkungan strategis yang menjadi perebutan beberapa negara, yakni energi, pangan, air, dan logam.
Untuk antisipasi itu SDM memegang peran penting.
Dalam menyiapkan SDM inilah DPP LDII di bidang Pendidikan membuat sebuah platform e-learning pondokkarakter.com.
“Di dalam nilai-nilai SDM ini adalah terutama terkait dalam karakter dalam rangka menyongsong bonus demografi 2030 ini maka LDII mencoba berkontribusi pada pembangunan karakter,” ujar Chriswanto.
Pembangunan karakter selama ini, lanjut Chriswanto, masih banyak menekankan pada obyek (anak didik).
Baca juga: Kemendikbud Beberkan Alasan Gelontorkan Bantuan Subsidi Upah untuk Tenaga Pendidikan
“Kami mencoba mencari sisi lain yang berfokus pada subyek yakni stakeholder yang mendidik anak-anak. Itulah mengapa kami membuat platform pondokkarakter.com yang isinya memberikan pemahaman bagaimana cara stakeholder dalam menciptakan anak didik yang memiliki karakter kuat,” tambah Chriswanto.
Pondok karakter bakal menjadi e-learning perdana yang fokus pada pendidikan karakter.
Menurut Ketua DPP LDII Basseng Muin, LDII telah memiliki sekitar 236 satuan pendidikan, mulai tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Di sekolah-sekolah tersebut selain mendapatkan pendidikan formal juga mendapatkan pendidikan karakter.
Kemajuan sebuah bangsa bukan ditentukan dari sumber daya alam, melainkan dari karakter negara itu sendiri.