Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Sebut Medsos Dimanfaatkan Jadi Alat Propaganda: Contoh, Berita Hoax Sudutkan Pemerintah

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, media sosial memiliki peranan penting dalam menciptakan propaganda sebuah bangsa.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Panglima TNI Sebut Medsos Dimanfaatkan Jadi Alat Propaganda: Contoh, Berita Hoax Sudutkan Pemerintah
TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Ancaman Separatisme dengan menggunakan media sosial bertujuan propaganda untuk memisahkan diri dari NKRI juga marak dilakukan. Aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya. Hal ini disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto S.IP, ketika menjadi Keynote Speaker dalam acara Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, bertempat di Jakarta, Sabtu (21/11/2020). TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI 

Akun curian

Dari sejumlah negara yang diteliti, paling banyak akun media sosial yang digunakan untuk kepentingan propaganda adalah akun milik perorangan yakni sebanyak 87 persen.

Selanjutnya, akun bot dengan 80 persen penggunaan.

Target propaganda

Ada beberapa tujuan yang menjadi misi dari sebuah upaya propaganda.

Dari penelitian yang sama, setidaknya ada 3 jenis misi propaganda yaitu

Membuat khalayak menjadi pro terhadap pemerintah atau partai politik

BERITA REKOMENDASI

Menjatuhkan lawan politik atau oposisi

Memecah belah masyarakat untuk menimbulkan kekacauan.

Di antara ketiganya, misi menjatuhkan lawan politik merupakan tujuan yang paling banyak digunakan dalam upaya propaganda pesan, yakni sebanyak 89 persen.

Strategi komunikasi

Untuk membuat tujuannya tercapai, pihak yang melakukan propaganda harus mengaplikasikan jenis komunikasi tertentu yang dinilai paling sesuai dan efektif.


Beberapa gaya komunikasi untuk membentuk opini orang lain misalnya menyampaikan informasi yang tidak sepenuhnya tepat sehingga orang akan salah memahaminya.

Jenis kedua, memberi hadiah tertentu untuk target. Target misalnya adalah lawan politik, oposisi, atau jurnalis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas