Azis Syamsuddin: Papua Jangan Sampai Terprovokasi dengan Intimidasi
Dirinya mengharapkan agar masyarakat Papua tidak mudah terprovokasi dan dapat menahan diri dengan peristiwa tersebut.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengutuk keras dan mengucapkan turut berduka cita atas peristiwa penembakan terhadap 2 warga Distrik Sinak di Kabupaten Puncak Papua, yang menelan korban jiwa yaitu Amanus Murib dan Antanius Murib.
Dirinya mengharapkan agar masyarakat Papua tidak mudah terprovokasi dan dapat menahan diri dengan peristiwa tersebut.
"Masyarakat Papua jangan sampai mendapatkan informasi yang salah dari peristiwa ini, mari kita menunggu informasi resmi dari pihak berwenang yaitu aparat keamanan. Kelompok KKB biasanya selalu melakukan pemutarbalikan fakta melalui media massa," kata Azis, Senin (23/11/2020).
Politikus Partai Golkar itu mengharapkan agar aparat keamanan dapat bertindak cermat dan tidak gegabah dalam mengusut peristiwa ini.
Jangan sampai masyarakat di Papua merasa takut dan peristiwa di papua selalu menjadi sorotan media di Dunia.
"Kita cari solusi terhadap masalah yang tak kunjung usai ini, Mari kita duduk bersama dengan melibatkan para tokoh papua dan agama, masyarakat serta stakholder lain yang mengedepankan musyawarah mufakat," pungkasnya.
Baca juga: Usman Hamid : Penangkapan Anggota Majelis Rakyat Papua Cermin Pembungkaman OAP
Diberitakan sebelumnya, Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan hari ini Jumat (20/11/2020) terjadi penembakan yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap dua warga Papua di Distrik Sinak menuju Distrik Ilaga Kabupaten Puncak Papua.
Suriastawa mengatakan korban penembakan tersebut merupakan bernama Amanus Murib dan Atanius Murib.
"Korban Amanus Murib kondisi kritis sementara Atanius Murib meninggal dunia," kata Suriastawa dalam keterangannya pada Jumat (20/11/2020) malam.
Suriastawa mengatakan keduanya dilarikan ke Puskesmas Ilaga oleh masyarakat sekitar tempat kejadian.
Korban meninggal dunia dengan luka parah sempat ditangani oleh petugas Puskesmas, kata Suriastawa, namun nyawanya tidak tertolong karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
"Dari informasi yang beredar dan analisa sementara, pelaku penembakan diduga KKB. Aksi brutal KKB ini bermotif intimidasi kepada masyarakat karena tidak mendapat dukungan dari masyarakat setempat," kata Suriastawa.
Suriastawa mengatakan aksi KKB kepada warga asli Papua ini disinyalir sebagai upaya untuk memutarbalikkan fakta dengan menuduh aparat keamanan sebagai pelakunya.
"Motif pemutarbalikan fakta dan playing victim melalui media massa selalu menjadi trik dari kelompok pro KKB dan pendukungnya di dalam dan luar negeri untuk menyudutkan pemerintah Indonesia," kata Suriastawa.