Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MUI Kecewa Kerja Keras 10 Bulan Dihancurkan oleh Kegiatan Kerumunan Dalam Satu Pekan Terakhir

Nadjamuddin mengatakan peristiwa kerumunan massa seperti menghancurkan kerja keras semua pihak dalam 10 bulan terakhir dalam menanggulangi pandemi.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
zoom-in MUI Kecewa Kerja Keras 10 Bulan Dihancurkan oleh Kegiatan Kerumunan Dalam Satu Pekan Terakhir
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Massa pengikut Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab memenuhi Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). Habib Rizieq Shihab kembali ke Indonesia setelah tinggal di Arab Saudi selama 3 tahun. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Angka penambahan korban corona terus bertambah dari hari ke hari. Untuk itu perlu terus digencarkan kampanye perubahan perilaku melalui berbagai tema.

Kampanye perubahan perilaku bukan tanpa hambatan. Hal yang sangat disesalkan adalah perilaku elite yang ada kalanya justru menurunkan persepsi masyarakat terhadap tingkat kepatuhan menjalankan protokol kesehatan.

Saat semua elemen masyarakat bekerja keras mengubah perilaku masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan, sementara ada elite masyarakat lain yang justru abai, bahkan terkesan menabrak.

Dampaknya sangat serius terhadap indeks persepsi masyarakat.

"Kesan yang timbul di masyarakat bisa sangat keliru. Menduga kalau situasi sudah aman," tegas Arif.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Naik & Muncul Klaster Petamburan, Seminggu Usai Kerumunan Rizieq Shihab

Dalam kesempatan rapat virtual semalam, PP Muhammadiyah juga meminta Satgas Covid-19 menaruh perhatian tidak saja pada sosialisasi protokol kesehatan, tetapi juga protokol kejadian.

Sebab, di banyak tempat, saat terjadi kasus, semua menjadi gagap. Banyak di antara masyarakat yang belum tahu bagaimana protokol menangani warga sekitar yang terinfeksi Covid-19.

Berita Rekomendasi

Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo mengajak segenap aparat, petugas, relawan, dan berbagai elemen masyarakat lain mempertahankan semangat memerangi Covid-19, karena kita belum tahu kapan pandemi berakhir.

"Kita pernah menekan angka terendah pada September lalu berjumlah 41.000 kasus, tapi hari-hari ini naik-naik ke posisi 63.696 korban, baik yang ringan, sedang, berat, maupun kritis," tutur kepala BNPB itu.

Angka kematian lebih dari 15.000 orang, tuturnya adalah angka yang besar sekali.

Karenanya, melihat perkembangan terakhir, kita harus prihatin terhadap peningkatan kasus, terutama di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

"Karenanya, ke depan, setiap langkah kita adalah pencegahan. Saya teringat pesan yang sangat baik dari Sekjen MUI, Pak Anwar Abbas yang mengatakan, iman saja tidak cukup untuk mengendalikan Covid-19, tapi dibutuhkan ilmu," kata Doni.

Doni berharap, pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 terus ditingkatkan.

Masyarakat perlu diberi pemahaman bagaimana cara covid menulari, bagaimana proses transmisi, apakah lewat aerosol atau droplet.

Baca juga: Doni Monardo Minta Warga yang Ikut Kerumunan di Bandara Soetta hingga Petamburan Segera Tes Covid-19

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas