Kemenkop UKM Bersama FEB Unpad Bahas Penguatan Koperasi dan UMKM Pasca Pandemi
Pasca pandemi, pemerintah fokus meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia. Fokus tersebut merupakan salah satu upaya
Editor: FX Ismanto
Indonesia, lanjutnya, memiliki budaya gotong royong yang telah melembaga di masyarakat. Prinsip tersebut harus dioptimalkan untuk menghadapi tantangan yang ada. “Semua harus bersinergi, masyarakatnya, pemerintah, pendekatan yang bottom up dan top down untuk mengembangkan UMKM. Indonesia harus mengoptimalkan konsep gotong royong,” kata Slikkerveer.
Kultur "gotong royong" yang disesuaikan dgn konteks lokal tersebut dapat mengisi kekosongan faktor "enabler" yang akan memperkuat Koperasi dan UMKM di masa pandemic, sebagaimana yg dikemukakan Teten dalam paparannya.
“Budaya itu adaptif, dinamis. Bentuknya akan mengikuti kondisi saat ini, bentuk boleh modern tapi prinsipnya tetap gotong royong,” katanya.
Slamet menuturkan pandemi memukul usaha anggotanya. Sekitar 40% mengalami penurunan pendapatan, 30 persen berhenti beroperasi dan 45% meminta relaksasi pembayaran. Namun perlahan, seiring mulai memasukinya periode kenormalan baru, pihaknya mulai melakukan upaya untuk memulihkan para anggotanya.
Diantaranya selain memberikan akses permodalan, juga memotivasi para anggota, memotivasi untuk melakukan bisnis lainnya, serta memperpanjang relaksasi pembayaran bagi anggota tertentu. “Selama pandemi yang dilakukan adalah mencoba meningkatkan kembali pendapatan, mengedukasi untuk menabung dan melakukan pemberdayaan komunitas,” katanya.
Ia pun mencontohkan, pihaknya menerapkan strategi "member support member". Strategi tersebut untuk menjawab solusi akses pasar yang lemah dari UMKM.
“Jadi info tentang barang dari member Komida di Aceh misalnya bisa membantu member di daerah yang lain yg memerlukan barang dari Aceh,” ujarnya.