Dudung Santai di Tengah Kontroversi: Saya itu Dulunya Tukang Koran, Jadi Pangdam Sudah Luar Biasa
Dudung remaja merasakan dinginnya Kota Bandung, karena setiap pukul 04.00 WIB ia rutin mengambil koran ke Jalan Cikapundung, Kota Bandung.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembawaannya tenang, gaya bicaranya santai dan runut. Meskipun demikian, sikap tegasnya sebagai perwira tinggi terlihat jelas, hal itu bisa terlihat dari kalimat-kalimatnya yang meluncur tanpa ragu dalam bersikap dan mengambil keputusan.
Karier militernya terbilang bersinar.
Dudung Abdurachman yang tengah menjadi sorotan publik setelah mengeluarkan instruksi penurunan baliho Front Pembela Islam (FPI) dan pimpinannya, Habib Rizieq Shihab, ternyata pontang-panting dalam menjalani kehidupan.
Namun siapa sangka kalau ia pernah jualan kue klepon lalu menjajakannya ke kantin-kantin di Kodam III Siliwangi dan sekolah-sekolah sekitar Jalan Belitung.
Menginjak SMA beralih jadi loper koran.
Dudung remaja merasakan dinginnya Kota Bandung, karena setiap pukul 04.00 WIB ia rutin mengambil koran ke Jalan Cikapundung, Kota Bandung.
"Hidup saya ini tidak semudah membalikkan telapak tangan," ujar Dudung saat berbincang dengan Tribun Network, Senin (23/11/2020).
Yang tak pernah dilupakan adalah pesan ibunya, bahwa tujuan hidup yang terpenting adalah selalu mengasihi sesama manusia dan selalu berpikir positif.
"Hati harus baik, pikiran baik, dan ucapan baik," tuturnya.
Berikut petikan wawancara Tribun Network seputar perjalanan hidup Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman:
Perjalanan hidup Anda unik, bisa diceritakan?
Hidup saya ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada perjuangan. Yang ada di depanmu, di belakangmu, pokoknya yang ada di sekelilingmu itu tidak berarti apa-apa, dibanding dengan apa yang ada di dalam dirimu sendiri.
Makanya kita harus banyak berusaha.
Baca juga: Satpol PP Didemo FPI karena Copot Baliho Rizieq Shihab, Dudung Abdurachman Geram: Mereka Itu Siapa?
Pesan Ibu saya, kita harus mengerti tujuan hidup itu untuk di akhirat nanti, lalu mengasihi sesama manusia. Berpikir positif, hati harus baik, pikiran baik, ucapan baik, dan tindakan baik.