Petinggi JNE Menduga Munculnya Gerakan #BoikotJNE karena Masalah Persaingan Bisnis
Presiden Direktur JNE Express, Mohammad Feriadi Soeprapto memberikan komentarnya terkait isu gerakan #BoikotJNE yang beberapa waktu sempat trending
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
Eri menegaskan, JNE dengan Hanny Kristianto tidak memiliki hubungan khusus.
Hanya saja, JNE pernah memberikan bantuan berupa penggratisan biaya pengiriman saat Hanny membagikan herbal dari Arab Saudi kepada masyarakat terdampak Covid-19.
Pengiriman herbal diberikan kepada semua lapisan masyarakat dengan tidak mengkhususkan ke kelompok manapun.
Poin kedua terkait satu akun jaringan agen penjualan JNE yang membuat konten SARA yang menghina Banser di wilayah Pekalongan.
Eri menyebut, kasus di atas sudah diselesaikan sejak tanggal 27 Agustus 2020, termasuk juga JNE memutus hubungan kerja sama dengan agen tersebut.
"Direksi JNE tidak pernah memusuhi Banser dan sudah terjadi mediasi antara JNE dengan Banser di Pekalongan," imbuhnya.
Selanjutnya, poin ketiga berkenaan dengan tuduhan JNE mendukung serta mendanai aksi terorisme dan gerakan radikal.
JNE menegaskan dirinya tidak pernah berafiliasi dengan kelompok manapun, termasuk dari lembaga maupun organisasi yang merugikan masyarakat.
Baca juga: JNE Juga Berlakukan Pencegahan Virus Corona di Bisnis Antaran Paket
Baca juga: Bayar Biaya Kirim Paket JNE Bisa Lewat LinkAja, untuk COD Juga
Eri kemudian melanjutkan poin keempat terkait tuduhan Haikal Hassan memiliki saham di JNE.
Perlu diketahui, saat ini saham JNE dipegang oleh enam orang, yakni Mohammad Feriadi Soeprapto, Djohari Zein, Chandra Fireta, Marselinus Kuncoro Adi, Dwi Maryawati, keluarga almarhum Soeprapto Suparno.
JNE menegaskan, Haikal Hassan tidak memiliki saham maupun terlibat dalam urusan bisnis perusahaan penyedia jasa pengiriman ini.
Sedangkan nama Haikal Hassan sendiri mulai dikaitkan dengan JNE setelah memberikan ucapan ulang tahun ke-30.
"Kita menerima ucapan selamat ulang tahun dari banyak tokoh dan berbagai golongan, salah satunya dari Bapak Haikal Hassan dan tokoh lain seperti Pak Ahok dan Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo," terang Eri.
Poin kelima, Eri meluruskan salam J yang bukan ditujukan untuk mendukung ormas tertentu.