Kedekatan UEA - Indonesia: Segera Bangun Masjid Presiden Joko Widodo Hingga Minta Kirim 200 Imam
Saat pertama berkunjung ke Abu Dhabi, 13 September 2015, dia menyambut langsung Jokowi di tangga pesawat.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hubungan antar Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia cukup erat. Kerja sama antar kedua negara itu di bidang keagamaan dan pembangunan.
Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis mengatakan hubungan antar Presiden Joko Widodo dengan Presiden Uni Emirat Arab Khalifa Bin Zayed Al Nahyan terbilang cukup baik.
"Bahkan akan dibangun Masjid Presiden Joko Widodo di UEA," ujar Husin kepada Tribun Network, Selasa (15/12/2020).
Kedua pemimpin tercatat telah tiga kali bertemu, yakni pada September 2015, Juli 2019, dan Januari 2020.
Di luar itu, Sheikh Mohammed memperlakukan istimewa untuk Jokowi dan Indonesia.
Saat pertama berkunjung ke Abu Dhabi, 13 September 2015, dia menyambut langsung Jokowi di tangga pesawat.
Husin Bagis menceritakan bagaimana kedekatan antara UEA dan Indonesia bisa terjalin, hingga kemudian diimplementasikan dalam bentuk kerja sama antar dua negara:
Bagaimana hubungan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab?
Saat ini hubungan kedua negara relatif dekat. Sejak 2019 saat kunjungan ke Indonesia. Kedekatan itu coba kita optimalkan dengan kedekatan bisnis juga. Akan lebih bermakna, dekat iya, tapi juga ada substansi kedekatan.
Terutama dalam bidang ekonomi dan sosial budaya. Di bidang ekonomi bisa memberikan kemakmuran, kemaslatan untuk kita bersama.
Alhamdulillah Abu Dhabi sebagai pelopor untuk datang ke Indonesia untuk berinvestasi. Walaupun belum dalam jumlah besar, tapi sudah mulai.
Tadinya kan banyak orang bilang kok (investasi) dari Arab tidak ada, nah sekarang sudah mulai terbuka. Kita coba buka. Dan mereka sudah mulai datang untuk melihat-melihat. Sekarang sudah mulai, walau kecil-kecil tapi kecenderungannya akan semakin membesar.
Baca juga: Cerita Dubes Indonesia di UEA Husin Bagis Disuntik Vaksin: Jangan Takut Divaksin, Lebih Sehat
Seperti sekarang yang real saja kita buat Minggu ini, kita akan buka Cabang First Abu Dhabi Bank. Kita juga akan kerja sama tenaga perawat. Besok juga kita ada Abu Dhabi Holding. Lusa proyek tenaga surya di Danau Cirata.
Tidak besar 145 MW tapi itu awalnya semua. Jadi dari kecil akan meningkat terus besar. Sehingga kenal culture Indonesia. Tantangan buat kita di Indonesia bagaimana provide proyek-proyek yang memang siap untuk kita tawarkan ke mereka.
Artinya kedekatan yang kedua bukan saja di bidang ekonomi tapi di bidang lain. Ya misalnya mita mengirim imam ada sekarang 12 imam Indonesia di masjid di sana. Dalam 2 tahun ke depan kita akan kirim 200 imam sampai 2022.
Bagaimana kualifikasi untuk menyaring imam dari Indonesia ke UEA?
Hapal hafidz Al Quran, bisa bahasa Arab, bisa berkhutbah, tentu ada ketentuan-ketentuan. Yang kerja sama dengan Departemen Agama. Nanti kalau sudah terseleksi biasanya hampir dipastikan lolos.
Kita juga ada kerjasama Mangrove. Jadi buat saya asal kita memprovide mereka. Misal kita bicara agro, negara mempersiapkan lahan-lahan untuk investor.
Kalau kita siap, mereka tidak akan sulit untuk berinvestasi. Buat saya dengan dekatnya antara Indonesia dan UEA diharapkan yang lain akan mengikut seperti Arab Saudi, Qatar, dan Bahrain.
Nama Presiden Joko Widodo dijadikan nama suatu jalan, bagaimana ceritanya?
Jalan itu memang salah satu respect kepada Presiden Jokowi, karena merasa dekat. Juga ada masjid dibangun mulai tahun depan di Abu Dhabi. Bersama dengan itu mau buatkan masjid besar untuk 10 ribu jemaah.
Jadi tadinya jalan pangeran ada enam jalur, jaraknya sekitar 1,8 sampai 2 kilometer. Di jalan itu ada lahan, ada masjid nanti dibangun Masjid Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Uni Eropa Bahas Peluang Bisnis dan Investasi dengan Maluku
Kalau Raja ini kalau sudah merasa punya sahabat itu erat. Tapi untuk menjadi sahabat itu tidak mudah. Tinggal kita bagaimana mengoptimalkan dan mengimplementasikan kepada bisnis yang real.
Di sektor apa yang mereka tertarik untuk berinvestasi?
Di energi iya, kan ada yang sudah jalan ada yang masih proses. Kedepan ada yang lebih menjanjikan seperti agro, nikel, pelabuhan, udara.
Bagaimana kita bisa provide informasi, itu saja. Istilahnya clean, clear. Karena dia investasi banyak di UEA. Mereka sudah biasa berinvestasi di Eropa, di Amerika, mereka pikir di Indonesia akan mudah.