BPOM Klarifikasi Sinovac yang Disebut Paling Lemah Dibandingkan Vaksin Lainnya: Belum Ada Pengumuman
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 BPOM, Lucia Rizka Andalusia meluruskan terkait beredarnya kabar Sinovac yang disebut paling lemah dibanding vaksin lain
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
"Kehadiran vaksin ini tentunya merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19 di Indonesia. Ini adalah kolaborasi antara pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan berbagai pihak lainnya," katanya dikutip Kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Saat ini, Wiku menekankan vaksin yang sudah tiba di tanah air itu menunggu izin Emergency Use of Authorization (EUA) yang akan dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).
Lalu, selain vaksin Sinovac yang baru masuk, masih ada berbagai kandidat vaksin lainnya sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 9860 Tahun 2020.
Diantaranya AstraZeneca, BioFarma, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm.
Menurut Wiku, vaksin Covid-19 ini tujuannya salah satu upaya penanganan pandemi dengan menghadirkan kekebalan komunitas atau herd immunity .
Ia juga menginformasikan, agar tercapai tujuan yang dimaksud, dibutuhkan sekitar 70% populasi yang harus divaksin agar terbentuk kekebalan komunitas dan sangat tergantung efektifitas vaksin tersebut.
"Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dampak vaksinasi terhadap pengendalian transmisi penularan Covid-19 akan berlangsung secara bertahap," lanjutnya.
Baca juga: Sudah Siapkan Uang Denda, Melanie Subono Tolak Jadi Generasi Pertama Disuntik Vaksin Covid-19
Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Tembakau? Perusahaan Rokok Ini Klaim Lebih Cepat dan Efisien
Oleh karena itu, sebelum kekebalan komunitas terbentuk melalui vaksin, masyarakat harus tetap disiplin dalam melakukan protokol kesehatan.
"Ingat, kedisplinan terhadap protokol kesehatan tetap merupakan kunci utama penangangan Covid-19 yang efektif," imbuhnya.
Disamping itu, saat menjawab pertanyaan media tentang vaksin, Wiku menjelaskan Badan POM segera melakukan pengujian vaksin Covid-19 Sinovac yang baru tiba di tanah air.
Pengujian itu adalah hal penting untuk mengeluarkan EUA setelah hasil uji selesai.
"Badan POM tentunya berusaha memastikan agar uji yang dilakukan terhadap vaksin dapat sesuai standar dan waktu yang direncanakan," katanya.
Lalu untuk pemberian vaksin, diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko tinggi yang rentan tertular Covid-19.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Menteri Kesehatan, diantaranya tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan temaga penunjang yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)