Budi Gunadi Sadikin Dikabarkan Bakal Jadi Menteri Kesehatan, Ini Harta Kekayaanya, Total Rp 161,7 M
Berikut daftar harta kekayaan Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin yang memiliki total kekayaan sebesar Rp 161,7 miliar.
Penulis: Daryono
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Berikut daftar harta kekayaan Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin, yang memiliki total kekayaan sebesar Rp 161,7 miliar.
Budi Gunadi Sadikin yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN disebut menjadi salah satu anggota kabinet yang bakal di-reshuffle oleh Jokowi.
Kabar perombakan kabinet menguat setelah dua posisi menteri Kabinet Indonesia Maju kosong karena kasus korupsi oleh Menteri Sosial dan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Tak hanya mengisi kursi kosong, perombakan kabinet diperkirakan juga akan menggeser posisi sejumlah menteri.
Baca juga: Bocoran Reshuffle Kabinet: 6 Menteri Akan Dilengserkan, Jokowi-Amin Bertemu Empat Mata
Informasi yang berkembang, Budi Gunadi Sadikin akan mendapat tugas baru sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto.
Namun demikian, hingga berita ini ditulis, Selasa (22/12/2020) pukul 08.52 WIB, belum ada kepastian apakah Jokowi benar-benar akan merombak kabinetnya.
Sebagai pejabat negara, Budi Gunadi Sadikin memiliki kewajiban untuk melaporkan harta kekayaanya ke KPK dalam bentuk Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Dikutip dari laman e LHKP KPK, Budi Gunadi Sadikin rutin melaporkan LHKPN semenjak ia menjabat sebagai Direktur Micro & Reail Banking Bank Mandiri pada 2009.
Hingga saat ini, tercatat ia telah melaporkan LHKPN sebanyak lima kali.
LHKPN terbaru ia laporkan pada 31 Desember 2019 saat Budi menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN.
Dari LHKPN terakhir itu, total harta kekayaan Budi Gunadi Sadikin cukup besar yakni mencapai Rp 161,7 miliar.
Jumlah harta itu mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai contoh, harta Budi naik sebesar Rp 17,9 miliar dalam setahun.
Dari Rp 143,8 miliar pada 2018 naik menjadi Rp 161,7 miliar pada 2019.
Ia tercatat memiliki sejumlah tanah dan bangunan, tiga mobil serta sejumlah harta lainnya:
Berikut rincian harta kekyaan Budi Gunadi Sadikin terbaru:
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 89.000.000.000,00
1. Tanah dan bangunan seluas 582 m2/292 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri Rp. 48.000.000.000,00
2. Tanah dan Bangunan Seluas 331 m2/150 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri Rp. 16.000.000.000,00
3. Bangunan Seluas 50 m2 di Bandung, hasil sendiri Rp. 1.000.000.000,00
4. Tanah dan Bangunan Seluas 1193 m2/568 m2 di Bekasi, hasil sendiri Rp. 9.000.000.000,00
5. Tanah dan Bangunan Seluas 160 m2/160 m2 di Jakarta Selatan hasil sendiri Rp. 7.500.000.000,00
6. Tanah dan Bangunan Seluas 160 m2/160 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri Rp. 7.500.000.000,00
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 1.025.000.000,00
1. MOBIL, MERCEDES BENZ E 300 SEDAN Tahun 2012, hasil sendiri Rp. 500.000.000,00
2. MOBIL, MINI COOPER SEDAN Tahun 2012, hasil sendiri Rp. 350.000.000,00
3. MOBIL, MAZDA 2 ALL NEW SKYACTIV R AT Tahun 2015, hasil sendiri Rp. 175.000.000,00
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 4.315.000.000,00
D. SURAT BERHARGA Rp. 63.245.639.505,00
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 4.206.419.954,00
F. HARTA LAINNYA Rp. ----
G. HUTANG Rp. ----
TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp. 161.792.059.459,00
Profil Budi Gunadi Sadikin
Disebut-sebut bakal menjadi Menteri Kesehatan, seperti apa profil Budi Gunadi Sadikin?
Dikutip dari Kompas.com, Budi Gunadi Sadikin lahir di Bogor, 6 Mei 1964.
Sebelum menjadi Wamen BUMN pada 2019, Budi Gunadi Sadikin menjabat sebagai Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sejak September 2017.
Selain menjadi Wamen, saat ini Budi juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina.
Mengambil studi tentang Fisika Nuklir, Budi Gunadi Sadikin lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1998.
Kariernya kemudian diawali dengan menjadi Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik yang berpusat di Tokyo, Jepang.
Baca juga: KSP: Isu Reshuffle Ganggu Kinerja Kabinet
Selanjutnya, ia melanjutkan karier di IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Systems Integration and Professional Services Manager hingga 1994.
Dari IBM Indonesia, Budi memutuskan pindah ke Bank Bali, yang kini dikenal sebagai Bank Permata.
Budi beberapa kali memegang sejumlah jabatan.
Baca juga: Ketua PKB Sebut 6 Posisi di Kabinet Kena Reshuffle: Akan Masuk Orang-orang Muda
Jabatan-jabatan itu di antaranya sebagai General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, dan Chief General Manager Human Resources hingga 1999.
Kemudian, Budi bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking hingga 2004.
Selanjutnya, ia meloncat lagi ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking dan Direktur di Adira Quantum Multi Finance.
Budi kemudian bergabung ke Bank Mandiri pada 2006 hingga akhirnya menjadi Direktur Inalum.
Kata Istana soal Reshuffle Kabinet
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menanggapi isu reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Maju.
Menurutnya, isu reshuffle tidak bisa diprediksi kapan waktu pelaksanaannya.
Hal itu lantaran penujukkan atau pun penggantian menteri merupakan hak prerogatif Presiden.
Oleh karenanya, pengumuman terkait penggantian menteri bisa dilakukan kapan saja sesuai keinginan Presiden.
"Jadi tidak bisa ada orang yang bisa memprediksi."
"Apakah sebelum 2021 atau setelah akhir tahun dan lain-lain, tidak bisa," ujar Ngabalin, dikutip dari Kompas.com, Senin (12/21/2020).
Baca juga: Isu Reshuffle, Pertemuan Empat Mata Jokowi dan Maruf Amin hingga Komunikasi Intens dengan Megawati
Ngabalin memahami, isu reshuffle ini santer terdengar sejak dua menteri Jokowi, Edhy Prabowo dan Juliari Batubara, tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia pun tak mempermasalahkan jika publik membuat prediksi-prediksi.
Kendati demikian, ia mengingatkan waktu pelaksanaan reshuffle belum dapat dipastikan.'
"Hanya Tuhan dan Pak Jokowi yang tahu, karena otoritas yang diberikan kepada Presiden itu kan begitu," kata Ngabalin.
Ngabalin pun mengaku belum bisa memastikan sosok pengganti Edhy maupun Juliari.
Menurut dia, kursi tersebut bisa diisi oleh kalangan partai politik maupun non partai.
Saat ditanya tentang kemungkinan digantinya sejumlah menteri yang masih menjabat, Ngabalin juga enggan menjawab.
Ia justru meminta publik bersikap arif dan bijaksana dengan tidak membuat asumsi tentang para menteri yang mungkin akan diganti.
Baca juga: Jokowi dan Maruf Amin Gelar Pertemuan Tertutup, Reshuffle Kabinet Diumumkan Lusa?
Asumsi-asumsi itu, kata Ngabalin, akan mengganggu kinerja para menteri yang saat ini tengah fokus menghadapi pandemi Covid-19.
"Saya minta publik bersabar dan tentu saya sebagai Tenaga Ahli Utama dari KSP membutuhkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat."
"Kalaulah nanti merombak kabinet tentu kita percaya bahwa Bapak Presiden memiliki kemampuan untuk bisa melakukan itu," kata Ngabalin.
"Kalaupun tidak tentu Bapak Presiden juga yang punya pertimbangan pemerintahan ini dan para pembantunya bisa bekerja jauh lebih baik di masa-masa akan datang," tuturnya.
(Tribunnews.com/Daryono/Malvyandie) (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)