Ketua IGI Sebut Kegagalan PJJ Ibarat Mobil Mogok, Dipaksa Melaju Semakin Rugikan Anak Didik
Anak didik dinilai berpotensi semakin dirugikan dengan terus berlangsungnya pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 yang dinilai gagal.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menilai anak didik berpotensi semakin dirugikan dengan terus berlangsungnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19 yang dinilai gagal.
Hal ini terkait diserahkannya keputusan pembelajaran tatap muka atau tidak kepada pemerintah daerah dan orangtua siswa, bukan dari Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri yang dikomandoi oleh Kemendikbud.
"Kegagalan PJJ yang diakui sendiri oleh Kemdikbud sesungguhnya ibarat mobil tua yang sedang mogok, onderdilnya bermasalah, diajak menanjak sudah tidak kuat, di jalan bergelombang pun makin repot," ungkap Ramli kepada Tribunnews.com, Rabu (23/12/2020).
Baca juga: Kemendikbud: Mahasiswa Harus Perkaya Kompetensi Sesuai Cita-cita
Tetapi, lanjut Ramli, Kemdikbud malah membuka ruang untuk tetap memaksakan mobil mogok itu tetap berjalan dan menyiksa sebagian besar penumpang yang ada di atasnya.
"Kemdikbud sebagai regulator terus membiarkan mobil mogok ini menanjak dan berpotensi untuk mundur dan jatuh ke jurang," ujarnya.
Melihat situasi dan kondisi terakhir Covid-19, Ramli menyebut pihaknya tidak yakin sepenuhnya akan banyak pemerintah daerah berani membuka sekolah di bulan Januari 2021.
"Apalagi dengan rekor pertambahan yang terus terjadi."
"Jika pun ada Pemda yang berani buka sekolah, maka ketika ada serangan baru yang menimpa anak didik ataupun guru maka hampir bisa dipastikan pembelajaran akan kembali ke rumah," ungkap Ramli.
Sehingga, Ramli menyebut situasi ini akan terus terjadi tanpa perbaikan sama sekali.
Baca juga: Nadiem Ungkap Selama PJJ Banyak Kekerasan Terhadap Anak Tidak Terdeteksi Guru
Abaikan Usulan IGI
Ramli juga mengungkapkan Kemendikbud telah mengabaikan usulan IGI untuk menggeser tahun ajaran baru ke Januari yang menurutnya jika dijalankan akan jauh lebih efektif.
"Tetapi kali ini IGI meminta agar Kemdikbud membuka mata lebar-lebar terkait kondisi yang ada," ungkap Ramli.
Ramli menyebut kemampuan guru dalam mengajar jarak jauh masih sangat minim.
"Stress yang terjadi di kalangan siswa dan orangtua sesungguhnya bukan karena pembelajaran jarak jauh tetapi karena minimnya kemampuan guru memberikan pembelajaran jarak jauh yang menarik dan menyenangkan."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.