Bocah Jadi Tersangka Parodikan Lagu Indonesia Raya, Reza Indragiri: Salah, tapi Haruskah Dipidana?
Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, ikut memberikan pandangannya terkait kasus parodikan lagu Indonesia Raya yang sempat hebohkan publik
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, ikut memberikan pandangannya terkait kasus parodikan lagu Indonesia Raya yang sempat menghebohkan publik di Tanah Air.
Reza mengamini jika apa yang dilakukan pelaku yang masih bocah kelas 3 SMP itu memang tidak lucu dan bahkan salah tak boleh ditiru.
"Tapi haruskah pelakunya, apalagi karena masih berusia anak-anak (siswa SMP dan SD, read), dipidana?" katanya, Minggu (3/1/2021).
Reza kemudian mengajak untuk melihat kasus ini lebih jauh ke belakang.
Utamanya terkait hubungan antara kegemaran pada pelajaran sejarah dan patriotisme.
Baca juga: Pelajar SMP Pembuat Parodi Lagu Ditangkap, Warga Heboh Dikira Ada Penangkapan Tersangka Narkoba
Baca juga: Sosok Pelaku Parodi Indonesia Raya, Dikenal Tertutup dan Jarang Berinteraksi dengan Lingkungan
Pria yang juga menjadi konsultan Lentera Anak Foundation ini, melihat persoalannya, rendahnya rasa cinta Tanah Air dialami siswa karena para guru utamanya sejarah tidak terampil menanamkan nilai patriotisme ke dalam diri anak didik.
"Mata pelajaran sejarah tak lebih dari penyampaian informasi tentang serangkaian peristiwa yang dianggap historis," tegas Reza.
Reza menilai selama ini pelajaran sejarah dan patriotisme sebatas pengayaan kognitif yang abai terhadap perasaan (afeksi).
Padahal rekomendasi ilmuwan, kata Reza, pelajaran sejarah sepatutnya dikemas sebagai bahasan kontroversial.
"Dengan menyertakan unsur pro-kontra, perasaan siswa akan lebih terlibat. Inilah jalan bagi penyerapan nilai-nilai, bukan hanya penghapalan pengetahuan," urainya.
Reza kemudian membeberkan sejumlah faktor yang menghalangi tumbuhnya rasa cinta Tanah Air.
Antara lain, rendahnya standar hidup, ketidakpastian sosial, ketidakpercayaan pada pengelola negara.
Termasuk juga perbedaan rasa cinta Tanah Air ditentukan oleh latar budaya, peran orang tua (keluarga), dan pengaruh sosial.
"Temuan-temuan di atas menunjukkan bahwa tinggi rendahnya kecintaan pada Tanah Air bukan masalah hitam putih. Tidak bersumber dari faktor tunggal, melainkan multidimensional," terang Reza.