Generasi Muda JI yang Dikirimkan ke Suriah Diminta Buat Surat Wasiat Sebelum Tinggalkan Indonesia
Setiap generasi muda Jamaah Islamiyah (JI) yang dikirimkan ke Suriah diminta menuliskan surat wasiat sesaat sebelum meninggalkan Indonesia.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian RI mengungkapkan setiap generasi muda Jamaah Islamiyah (JI) yang dikirimkan ke Suriah diminta terlebih dahulu menuliskan surat wasiat sesaat sebelum meninggalkan Indonesia.
Nantinya, surat itu dipegang oleh pimpinan JI sebagai bukti yang diberikan kepada pihak keluarga jika mereka tewas di medan tempur.
Hal itu diketahui berdasarkan pemeriksaan terhadap satu pimpinan JI tertua atau amir Para Wijayanto.
Dia merupakan satu di antara pimpinan JI yang tertangkap pada 29 Juni 2019 silam.
"Setiap kader muda JI yang diberangkatkan ke Suriah, bahwa ia sudah dibekali surat wasiat itu dibawa dipegang oleh Amir. Seandainya nanti mati sahid di sana, nanti surat wasiat itu akan ditunjukkan ke keluarganya," kata Kadiv Humas Polri irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Polri: Kelompok Jamaah Islamiyah Habiskan Uang Rp 300 Juta untuk Kirim Anggota ke Suriah
Menurut Argo, nantinya pihak keluarga juga akan diberikan santunan oleh pengurus JI sebagai bentuk belasungkawa.
"Nanti dari pengurus JI akan memberikan santunan kepada keluarganya. Itu kalau yang meninggal atau mati syahid di negara lain," ungkapnya.
Argo menuturkan Para Wijayanto mengaku telah mengirimkan kader mudanya ke Suriah sejak 2013 sampai dengan 2018.
Total, ada 7 angkatan yang telah diberangkatkan ke Suriah.
Diduga, sebanyak 96 orang generasi muda JI telah dikirimkan ke Suriah.
"Sudah ada 7 angkatan yang dikirim, kemarin sudah saya jelaskan juga masalah pendanaan juga sudah saya sampaikan bagaimana dia bisa mengirimkan sampai ke Suriah," pungkasnya.
Baca juga: Polri Sebut Sejumlah Pondok Pesantren Diduga Berafiliasi Dengan Teroris Jamaah Islamiyah
Diberitakan sebelumnya, Karo Penmas Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyatakan sejumlah pondok pesantren diduga kuat telah berafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Islamiyah.
Menurut Rusdi, pondok pesantren itu diduga kuat menjadi satu di antara penyalur santri yang akan menjadi generasi muda JI.
Pondok pesantren yang dimaksud masih jadi pengawasan tim Densus 88.
"Jadi pondok pesantren yang berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah tentunya dikatakan densus 88 bahwa memetakan ini semua dengan kegiatan-kegiatan intelijen. Senantiasa melakukan pengawasan beberapa pondok pesantren yang diduga kuat berafiliasi dengan JI," kata Rusdi kepada wartawan, Kamis (31/12/2020).
Ia mengatakan pihaknya juga bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan pengawasan terhadap pondok pesantren tersebut.
Namun, dia enggan membeberkan lebih lanjut ihwal rincian pondok pesantren yang dicurigai berafiliasi dengan jamaah Islamiyah.
"Jadi ditanyakan apakah pondok pesantren itu di Jawa atau di luar Jawa, kenyataannya memang ada di Jawa dan juga di luar Jawa seperti itu. Yang pasti rekan-rekan Densus 88 telah memetakan pondok pesantren-pondok pesantren yang diduga berafiliasi dengan JI," pungkasnya.