Penjelasan KSAL Terkait Seaglider yang Ditemukan Nelayan di Selayar, Bisa untuk Keperluan Militer
Selain untuk keperluan industri dan penelitian, underwater seaglider bisa digunakan untuk keperluan pertahanan suatu negara alias keperluan militer.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Yudo menjelaskan, alat tersebut biasanya diluncurkan dari sebuah kapal, kemudian dioperasikan dari jarak jauh ke lokasi-lokasi yang akan diobservasi.
Setelah diluncurkan alat itu akan bergerak di bawah permukaan lalu ia akan timbul tenggelam.
Selama di dalam air underwater seaglider akan merekam semua data batimetri atau data terkait kedalaman laut. Bila dirasa cukup, alat itu akan naik ke permukaan.
Kemudian setelah berada di permukaan data dikirim lewat satelit untuk diteruskan ke pusat kendali.
Setelah data dikirim, underwater seaglider sudah dalam keadaan kosong lagi dan siap beroperasi lagi di dalam air.
Baca juga: Masyarakat Diminta Tidak Terjebak Polemik Kontraproduktif soal Temuan Seaglider
"Daya tahannya bisa sampai 2 tahun. Tapi untuk yang ini belum diketahui sudah berapa lama di dalam laut karena belum kita bongkar," tambah Yudo.
Terkait kabar alat itu berasal dari China, Yudo belum bisa menjawab hal itu. Karena berdasarkan pemeriksaan awal, tidak ada tanda-tanda alat ini berasal dari mana.
Rencananya, TNI AL akan menyerahkan underwater seaglider yang ditemukan di Selayar itu ke Pushidrosal untuk diteliti.
Peneliti di Pushidrosal akan membongkar alat ini dan mengekstrak data-datanya. Sekaligus mencari tahu siapa negara pemilik alat tersebut.
"Alat tersebut saya tidak bisa menentukan milik siapa, karena tulisan di luarnya tidak ada. Sehingga nanti akan kita teliti lebih dalam di Pushidrosal, dan kita koordinasikan dengan Kemenristek dan BPPT, sehingga kita bisa meneliti lebih dalam alat tersebut," kata Yudo.
Tidak Berpolemik
Terpisah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta masyarakat tidak berpolemik terkait temuan alat yang disebut drone laut yang ditemukan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan.
Sebab, kabar awal yang beredar, alat itu disebut-sebut sebagai drone mata-mata dari China.
Namun, TNI AL telah memastikan alat tersebut adalah underwater seaglider, atau alat yang biasa dipakai untuk observasi laut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.