Kapten Penerbang Randi Siap Arungi Timur - Barat Pulau Laki dari Ketinggian 500 Kaki
Helikopter yang dikemudikan Kapten Randi diproyeksikan terbang di ketinggian 500 kaki di atas permukaan laut Kepulauan Seribu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapten Penerbang (PNB) Randi, call sign 'Katana' bersiaga sejak pagi hari di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin (11/1/2021) kemarin.
Kapten Randi bersiaga bila ada instruksi dari Basarnas untuk melakukan pencarian dan penelusuran di sekitaran perairan Kepulauan Seribu.
Kapten Randi jadi salah satu penerban TNI Angkatan Udara yang turut melakukan Operasi search and rescue (SAR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang diperkirakan jatuh di antara perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Operasi SAR oleh Kapten Randi dilakukan melalui jalur udara menggunakan Helikopter EC-725 Caracal tail number HT7025 dari Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja, Bogor.
Helikopter yang dikemudikan Kapten Randi diproyeksikan terbang di ketinggian 500 kaki di atas permukaan laut Kepulauan Seribu.
Titik utama yang menjadi target penelusuran yaitu perairan Pulau Laki, tepatnya menyisir seluruh bagian pulau dari timur - barat.
"Rencana kami hari ini adalah kami akan melaksanakan searching kita akan di daerah titik penemuan serpihan pesawat kami akan melaksanakan searching di ketinggian 500 feet di atas permukaan laut dengan kecepatan 80 knot," ucap Randi di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kemarin.
Metode penerbangan yang diterapkan Kapten Randi dalam Operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182 yaitu ladder searching.
Teknik ini digunakan dalam rangka membantu proses pemantauan dari udara.
Apabila ditemukan objek pencarian, baik di dalam ataupun di luar koordinat yang telah ditentukan, maka Kapten Randi akan segera memberikan laporan kepada orang-orang yang ada Posko Sriwijaya Air yang berada di Lanud Halim Perdanakusuma.
Baca juga: Selasa Pagi RS Polri Terima 56 Kantong Jenazah Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
"Kemudian menunggu perintah atas. Bila diperintahkan untuk mengeksekusi kami akan segera mengambil ojek tersebut," ucap Randi.
Randi menjelaskan, TNI AU sengaja mengerahkan Helikopter EC-725 Caracal dalam Operasi SAR Sriwijaya air SJ-182.
Alasannya tak lain karena helikopter itu telah dilengkapi kamera forward looking infrared atau FLIR yang mampu mempermudah proses pencarian jenazah para korban ataupun serpihan-serpihan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh.