Lebih dari Lima Kali Presiden Telepon Menhub Tanyakan Musibah Sriwijaya Air SJ-182
Presiden menurutnya menelpon lebih dari lima kali menanyakan penanganan peristiwa tersebut.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat memberikan perhatian pada musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu lalu, (9/1/2021).
Presiden menurutnya menelpon lebih dari lima kali menanyakan penanganan peristiwa tersebut.
"Bapak presiden begitu concern dengan proses penyelesaian dari pada musibah ini. Tercatat lebih dari 5 kali bapak presiden menelpon saya dan berdiskusi dan saya juga setiap hari dua kali memberikan laporan kepada bapak presiden," kata Budi usai dipanggil Presiden ke Istana Jakarta, Selasa, (12/1/2021).
Menurut Budi, Presiden telah menginstruksikan kepadanya untuk melakukan pencarian dan evakuasi korban secepat mungkin. Pencarian tersebut dilakukan berkoordinasi dengan sejumlah lembaga.
"Presiden memerintahkan pada saya untuk mengkoordinasikan dengan cepat proses pencarian dari tubuh korban," katanya.
Baca juga: Presiden Panggil Menhub Soal Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182
Selain evakuasi korban, Presiden menurut Budi juga memerintahkan agar dilakukan pencarian kotak hitam atau black box yang berisi data penerbangan dan rekaman percakapan di dalam kokpit pesawat, secepat mungkin.
"Insya Allah apa yang menjadi perintah pak Presiden akan kami lakukan dan sore nanti saya diminta untuk ke Priok, untuk memastikan apa yang diperintahkan dilaksanakan dengan baik," pungkasnya.
Sebelumnya memasuki hari keempat, tim SAR Gabungan telah mengumpulkan 114 kantong jenazah dari hasil proses pencarian korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182
Direktur Operasional Basarnas Brigjen (Mar) Rasman menyampaikan bahwa kantong jenazah tersebut ditemukan disekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Menurut Rasman, 74 dari 114 kantong jenazah itu berisikan bagian tubuh yang diduga korban Sriwijaya Air SJ-182.
"Data terakhir pertama bagian tubuh atau body part sampai saat ini adalah 74 kantong, serpihan kecil pesawat 16 kantong, potongan besar ada 24 kantong. Itu data terakhir agar jangan sampai ada di antara kita yang memberikan data di luar itu. Jadi harus ada satu sumber terkait data agar tidak simpang siur," kata Rasman di Posko Terpadu JICT II, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).
Ia menuturkan total personel yang terlibat dalam giat pengamanan kali ini berjumlah 3.600 orang. Mereka merupakan personel gabungan dari TNI-Polri dan Basarnas.
"Sampai saat ini potensi yang terlibat masih sekitar 3.600an orang dengan segala tugas dan fungsinya dan memang tetap kita fokuskan di TKP untuk pencarian dan pertolongan," jelasnya.
Di sisi lain, ia memastikan operasi pencarian Sriwijaya Air SJ-182 tetap melaksanakan protokol kesehatan. Seluruh personel yang bertugas juga telah diwajibkan swab antigen sebelum berangkat ke lokasi pencarian.
"Kami dari TNI-Polri tidak akan pernah berhenti untuk menghimbau untuk menjaga pesan-pesan ibu 3M, saya mohon dengan sangat," tukasnya.