Mantan Ketua KNKT: Pinger Black Box SJ-182 yang Terendam Lumpur Akan Sulit Kirim Sinyal
Namun, pencarian black box yang menjadi bagian penting dalam proses investigasi penyebab jatuhnya pesawat, tim mengalami kendala medan berlumpur.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Pada kedua elemen tersebut terdapat pinger yakni baterai yang bentuknya seperti tabung dan mengeluarkan bunyi untuk menandakan keberadaan black box.
Baca juga: Kisah Korban Sriwijaya Air: Pramugari Mia Minta Rumah Dibersihkan, Isti Sempat Video Call Ibunya
"Di kedua alat itu ada yang namanya pinger, pinger itu baterai lonjong, itu terikat di situ," kata Tatang.
Biasanya, dalam banyak kasus, pinger ini masih menempel pada FDR, sehingga akan diperoleh komponen black box secara utuh.
"Selalu melekat pada dua alat (FDR dan CVR) di black box itu, kalau kita bisa mendekati suara itu, bisa mendapatkan bahwa black box itu masih full dengan pingernya itu," jelas Tatang.
Namun hantaman keras pesawat yang jatuh dan tenggelam di dasar laut, dapat memberikan dampak besar pada FDR.
Karena elemen ini bisa saja terlepas dari pinger yang menjadi penanda dalam proses pencarian black box.
"Yang dikhawatirkan biasanya kalau jatuh ke laut, impactnya besar, maka FDR lepas dari pesawat, dan FDR nya juga (bisa) lepas dari pingernya," papar Tatang.
Umumnya, pinger pada pesawat memiliki masa satu bulan untuk memunculkan bunyi, namun kini daya tahan baterainya lebih lama menjadi 90 hari.
"Nah pinger masih terus berbunyi, dulu pinger itu berbunyinya hanya 30 hari, frekuensinya 37,5 kilohertz."
"Sekarang sudah ditambah, jadi 90 hari daya tahan baterainya dan frekuensinya lebih rendah lg 8,8 kilohertz," tutur Tatang.
Karena berburu dengan waktu, ia mengatakan bahwa tim penyelam yang tengah mencari black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu itu harus mengetahui apakah pinger yang dipasang itu baru atau lama.
"Jadi ini yang mau mencari suara itu, minimal ya kita harus tahu pesawat Sriwijaya ini sudah dipasangi pinger yang baru atau yang lama. Kalau dipasangi yang lama," tegas Tatang.
Ia mengaku tidak tahu apakah KNKT saat ini memiliki pinger finder untuk bisa mencari frekuensi.
"Saya nggak begitu paham, apakah KNKT sudah mempunyai pinger finder, alat untuk mencari pinger itu? Apakah itu alat yang baru untuk mencari (frekuensi) 8,8 kilohertz atau untuk 37,5 (kilohertz)?," kata Tatang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.