Cerita 7 Penumpang Pindahan NAM Air yang Ikut Jadi Korban Sriwijaya Air SJ-182
Faisal Rahman, YouTuber asal Sintang, Kalbar, terdaftar dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Kematian ataupun kehidupan adalah rahasia illahi. Di antara para korban adalah sejumlah penumpang NAM Air yang seharusnya berangkat jam 7 pagi, namun dipindahkan ke pesawat Sriwijaya Air yang mengalami nasib nahas itu.
Belum diketahui berapa jumlah penumpang dari NAM Air yang dipindah ke pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Dua diantaranya Faisal Rahman dan dan Asyhabul Yamin, kakaknya.
Faisal Rahman, YouTuber asal Sintang, Kalbar, terdaftar dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, pada 9 Januari 2021.
Pria berusia 30 tahun bersama dengan saudara kandungnya, Asyhabul Yamin.
Dua saudara kandung ini tercatat dalam manifest nomor 40 dan 41.
Mereka merupakan warga Jalan MT. Haryono, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Keduanya merupakan putra dari pasangan Masrizal dan Mariyati.
Baca juga: Mereka yang Selamat Meski Namanya Masuk di Manifes dan Mereka yang Jadi Korban karena Pindah Pesawat
Baca juga: Kronologi dan Kisah Penemuan FDR Black Box Sriwijaya Air SJ-182, Tiga Hari Bongkar Puing Pesawat
Faisal anak bungsu, sementara Asyabul Yamin, anak sulung. Jajaran Polres Sintang, mengonfirmasi keduanya merupakan warga Kabupaten Sintang.
Budi Kurniawan, kerabat dekat Faisal dan Asyhabul mengungkapkan, awalnya sahabat karibnya sejak kecil itu bukan penumpang Sriwijaya Air SJ-182, melainkan penumpang pesawat Nam Air.
Seharusnya, Faisal dan Asyhabul berangkat dari Jakarta ke Pontianak pada 9 Januari 2021, pukul 07.00 WIB pagi dengan pesawat Nam Air.
"Ceritanya seharusnya mereka berangkat jam 7 pagi tanggal 9 pakai pesawat Nam Air," ungkap Budi.
Informasi ini diperoleh Budi dari istri Asyahabul Yamin.
Hari itu, sekitar pukul 10.00 WIB, istrinya menerima telepon dari suaminya perihal penundaan keberangkatan.