Hormati PPKM, RIO Undurkan Jadual Pembersihan Sampah di Muara Cisadane
Matangkan persiapan menghormati aturan PPKM se-Jawa Bali karena covid 19, Restoring Integrity To The Ocean, Inc
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Matangkan persiapan menghormati aturan PPKM se-Jawa Bali karena covid 19, Restoring Integrity To The Ocean, Inc (PT. Indonesia Oceans Integrity (RIO), memutuskan memundurkan jadual pembersihan sampah di Muara kali Cisadane, Kabupaten Tangerang.
Jadual yang awalnya akan digelar pada 23 Januari, diganti menjadi awal Februari 2021 mendatang. Keputusan tersebut diambil saat RIO yang diwakili Keiran Kelly menggelar survei kedua bersama tim DLHK Kabupaten Tangerang, serta penerjun payung internasional, Naila Novaranti dan bersama beberapa relawan peduli sampah.
Chief Executive Officer RIO, Kieran Kelly ketika berada diatas tumpukan sampah saat survei di lokasi pada Jum'at (14/1/2021), mengatakan, persoalan sampah bukan lagi persoalan satu negara. Tapi sudah menjadi persoalan global. Sampah di laut, katanya bisa mengotori wilayah laut di berbagai belahan dunia.
"Persoalan sampah persoalan kita semua. Kami siap membantu membersihkan sampah di muara Cisadane ini. Tentu kami juga butuh suport dari berbagai elemen masyarakat. Terutama dari pemerintah pusat, dari pemerintah daerah, TNI, Polri dan stakeholder lainnya," ujar Kieran Kelly. Dikatakan Kelly, siapa pun bisa membantu aksi pembersihan sampah ini.
Survei kembali dilakukan, kata Keiran untuk memetakan berbagai langkah seperti persiapan pengerukan, seputar lokasi, alat berat, jalur pemindahan, sampai bagaimana mengatasi berbagai kendala yang bakal dihadapi saat pengerukan sampah besar-besaran yang rencananya akan dilakukan Februari mendatang.
Sementara Naila Novaranti yang turut serta menjadi relawan menjelaskan, rencana pengerukan sampah memang di bulan Januari tapi karena Covid 19 yang makin masif dan ada penerapan PPKM se Jawa Bali maka rencana mundur.
"Kita di sini, survei lapangan untuk memetakan apa-apa saja yang dibutuhkan, persiapan pengerukan di sekitar lokasi, alat berat yang bakal digunakan, jalur yang akan dilewati hingga perkiraan kendala yang kemungkinan dihadapi dan bagaimana mengatasinya nanti," ujar Naila.
Menurut Naila, selain jalur perjalanan mengangkut sampah yang tidak mudah dijangkai, juga harus memperhatikan waktu air laut pasang dan surut. Karena sampah yang seperti pulau itu baru akan terlihat jelas jika air laut surut. "Waktu air surut itu hanya berlangsung sebentar, kisaran empat jam. Jadi disaat itulah kita harus bekerja cepat untuk mengangkut sampah," jelas Naila.
Mengenai langkah pembersihan sampah dengan area hingga berkilometer yang membutuhkan banyak relawan. Naila mengungkapkan akan melibatkan sekitar 3000 Relawan. "Meski yang terlibat nanti banyak, kita akan tetap dengan protokol kesehatan. Dan relawan ini tidak kumpul di satu titik. Karena luas areanya hingga 5 kilometer. Kan tugasnya juga terbagi, ada yang di kapal, ada alat berat, ada perahu-perahu kecil, dan sebagainya," ujar Naila.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Ahmad Taufik melalui telepon mengatakan, pihaknya sangat senang jika memang ada yang mau membantu dalam mengatasi persoalan sampah ini. Kegiatan survei lokasi yang dilakukan juga telah berkordinasi dengan pemkab setempat.
"Memang kegiatan survei ini merupakan tindak lanjut dari hasil rapat kordinasi kita kemarin. Jika kita sudah survei kita tahu apa saja kendalanya. Yang terpenting kordinasi antar stakeholder karena ini pekerjaan besar. Kalau bisa juga melibatkan pusat dan provinsi," ujar Ahmad Taufik.
Ditambahkan Ahmad Taufik, pihaknya juga akan mendorong partisipasi masyarakat sekitar untuk ikut membantu pembersihan sampah di muara kali Cisadane.