Update Korban Gempa di Sulbar: 19.435 Orang Mengungsi, Satgas Covid-19 Siapkan Tes Antigen
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Senin (18/1/2021) pagi, sebanyak 19.435 orang mengungsi pascagempa M 6,2 SR di Sulbar.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan orang mengungsi pascagempa M 6,2 SR di Sulbar pada Jumat (15/1/2021).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Senin (18/1/2021) pagi, sebanyak 19.435 orang mengungsi pascagempa tersebut.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan jumlah tersebut terbagi dalam dua kabupaten.
"Sebanyak 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majene," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati, dalam keterangannya.
Tercatat ada 25 titik pengungsian di Kabupaten Majene, yakni di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua yang masih dalam proses pendataan.
Baca juga: Enam Dapur Umum Didirikan untuk Kebutuhan Nutrisi Korban Gempa Sulawesi Barat
Baca juga: Masih Ada Potensi Gempa Susulan di Sulawesi Barat, BMKG Imbau Masyarakat untuk Waspada
Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro yang masih dalam proses pendataan.
Korban meninggal akibat gempa tersebut sebanyak 81 orang, yaitu 11 orang meninggal di Kabupaten Majene dan 70 orang di Kabupaten Mamuju.
Pusdalops BNPB juga melaporkan sebanyak 64 orang mengalami luka berat di Kabupaten Majene dan 189 orang di Kabupaten Mamuju, sehinggal total korban dengan luka berat mencapai 253 orang.
Sedangkan korban dengan luka ringan tercatat sebanyak 679 orang.
Tes Antigen
Para pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat bakal menjalani tes swab antigen untuk mencegah penyebaran virus corona di lingkungan pengungsian.
Kepala BNPB Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan pihaknya akan memberikan alat test cepat antigen.
"Nanti akan ada proses swab antigen, untuk kita menjamin para pengungsi tidak terpapar COVID-19," kata Doni melalui keterangan tertulis, Senin (18/1/2021).
Apabila terdapat warga pengungsi yang reaktif swab antigen, maka akan segera mendapatkan tindak lanjut dari Dinas Kesehatan setempat.
Selain itu, Doni juga meminta penangananan pengungsian warga yang terdampak Gempabumi Sulawesi Barat (Sulbar) agar memisahkan antara kelompok rentan dengan usia muda.
"(Untuk) mencegah penularan dan mengantisipasi adanya potensi risiko penyebaran Covid-19 di tempat pengungsian," tutur Doni.
Baca juga: Antisipasi Covid-19 di Pengungsian, Kepala BNPB Minta Kelompok Rentan dan Orang Muda Dipisahkan
Baca juga: Tenda Pengungsi di Majene Diterjang Angin Kencang hingga Porak-poranda
Seperti diketahui, sejumlah bangunan bertingkat di kota Mamuju dan Majene, Provinsi Sulawesi Barat roboh akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang terjadi Jumat, pukul 02.28 WITA.
Pusat gempa berada di 4 kilometer Timur Laut Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Namun, getaran gempa terasa hingga Mamuju, Makassar hingga Palu.
Pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah kembali terjadi gempabumi dengan kekuatan M5,0 di Kabupaten Majene.
(Tribunnews.com/Tio/Fahdi Fahlevi)