Genose sebagai Alat Deteksi Covid-19, Wiku Adisasmito Beri Penjelasan
Alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan napas buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan alat screening atau penapisan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan napas buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan alat screening atau penapisan.
Pernyataan Wiku tersebut merespon penggunaan Genose sebagai alat screening untuk syarat perjalanan menggunakan kereta api jarak jauh per 26 Januari hingga 8 Februari.
"Jadi kalau pun sekarang genose digunakan, itu juga dalam rangka kita mencari alat screning yang lebih mudah untuk dilaksanakan," kata Wiku di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (27/1/2021).
Baca juga: IDI Minta ke Pemerintah Agar Dokter Praktik Mandiri Juga Diberi Vaksin Covid-19
Baca juga: Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Kedua, Raffi Ahmad Keluhkan Mengantuk hingga Pegal
Wiku menjelaskan fungsi dari alat tes Covid-19 ada dua. Pertama yakni untuk mendiagnosa virus dan yang kedua untuk penapisan (screening).
Standar yang digunakan untuk mendiagnosa Covid-19 adalah swab PCR.
Baca juga: Alat Deteksi Corona GeNose Buatan UGM akan Digunakan di Stasiun Kereta Mulai 5 Februari
"Diagnostik untuk menentukan orang ini sakit atau tidak. Standar emasnya menggunakan Swab PCR," kata Wiku.
Sementara itu untuk penapisan, tes yang digunakan mulai dari rapid tes antibodi, rapid tes antigen, dan Genose dengan hembusan nafas.
Wiku mengatakan penelitian terus dilakukan oleh setiap negara untuk mendapatkan alat screening yang akurasinya tinggi dan harganya rendah.
"Dari waktu ke waktu dunia belajar harus mendapatkan alat screening yang akurasinya makin tinggi dan harganya juga makin rendah dan mudah dilakukan. Itu adalah prinsipnya," pungkasnya.