Menko PMK: Perempuan dan Anak Harus Diutamakan Dalam Penanganan Bencana
Bangun paradigma baru dalam penanganan bencana, Menko PMK Muhadjir Effendy : perempuan dan anak harus diutamakan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan dalam kondisi bencana jaminan perlindungan untuk perempuan dan anak sangat penting untuk dilakukan.
"Kita ingin membangun paradigma baru dalam penanganan bencana yaitu perempuan dan anak harus diutamakan," tutur Muhadjir melalui keterangan tertulis, Jumat (29/1/2021).
Muhadjir menyebut penanganan bencana gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene yang telah dilakukan oleh petugas lapangan sudah berjalan dengan baik.
Menurutnya penanganan pengungsi harus memerhatikan kebutuhan perempuan dan anak.
Dalam posko pengungsian di Kabupaten Majene, terdapat perlakuan khusus untuk pengungsi perempuan, seperti ruangan khusus untuk ibu menyusui.
Ada pula ruang khusus untuk perempuan lansia.
"Secara umum kesan saya penanganan bencana gempa di Majene dan Mamuju sudah sangat baik, dan penanganan di tingkat pengungsi saya kira sudah sangat bagus," ujar Muhadjir.
Baca juga: Pascagempa di Sulbar, Menko PMK Minta BNPB Evakuasi Kelompok Perempuan Rentan
Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 1 Juta, Menko PMK: Pemerintah Bakal Berlakukan Karantina Terbatas
Menurutnya, perempuan dan anak adalah pihak yang sangat rentan terhadap berbagai macam akibat dari gempa.
Sehingga berbagai kebutuhan perempuan dan anak, seperti kebutuhan sanitasi, kebutuhan sandang, kebutuhan makanan yang bergizi harus dipenuhi dengan baik.
"Kita tahu bahwa untuk perempuan itu mulai dari hamil, melahirkan, kemudian menyusui, kemudian tiap bulan juga ada masalah menstruasi. Itu harus semua tercover seluruh kebutuhannya. Enggak boleh terabaikan," tutur Muhadjir.
"Kemudian berkaitan dengan anak tentu saja (di posko pengungsian) kemudian mudah terjangkit penyakit, asupan gizinya juga harus baik selama masa pengungsian," tambah Muhadjir.