Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Beberkan Efektivitas Nakes Baru Lulus untuk Diterjunkan Langsung Melawan Corona

Saat RS diminta tambah kuota tempat tidur untuk pasien corona, tenaga kesehatan lebih banyak dibutuhkan. Efektifkah menerjunkan nakes baru lulus?

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ahli Beberkan Efektivitas Nakes Baru Lulus untuk Diterjunkan Langsung Melawan Corona
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas medis mengantar ke kamar seorang pasien Covid-19 yang baru datang di Rumah Singgah Isolasi Mandiri Medco Foundation, di Hotel Nyland, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021). Rumah singgah isolasi mandiri ini, saat ini dihuni sebanyak 74 pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG (orang tanpa gejala) dari kapasitas 87 kamar yang tersedia, dengan fasilitas makanan, pemantauan kesehatan, lokasi untuk berjemur dan berolahraga, serta didukung tenaga medis dua orang dokter dan delapan perawat dari Dinkes Kota Bandung. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

TRIBUNNEWS.COM - Cerita penuhnya rumah sakit rujukan Covid-19 di sejumlah daerah sampai ke telinga Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Mendengar hal itu, Menkes langsung meminta agar pihak rumah sakit menambah kuota tempat tidur bagi pasien Covid-19.

Namun, penambahan tempat tidur ini juga berkaitan dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang minim.

Baca juga: RS Wajib Alokasikan Bed Pasien Covid-19, Minimal 40 Persen dari Kapasitas

Alhasil, wacana merekrut tenaga kesehatan yang baru lulus untuk memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19 mencuat.

Terlebih, dalam kunjungannya ke DIY beberapa waktu lalu, Menkes menyebut akan memberikan relaksasi kepada puluhan ribu tenaga kesehatan yang belum mendapat sertifikat.

Adapun, sertifikat itu merupakan satu di antara rangkaian uji kompetensi yang dibutuhkan bagi tenaga kesehatan sebelum terjun ke masyarakat.

Petugas medis memeriksa seorang pasien Covid-19 yang baru datang di Rumah Singgah Isolasi Mandiri Medco Foundation, di Hotel Nyland, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021). Rumah singgah isolasi mandiri ini, saat ini dihuni sebanyak 74 pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG (orang tanpa gejala) dari kapasitas 87 kamar yang tersedia, dengan fasilitas makanan, pemantauan kesehatan, lokasi untuk berjemur dan berolahraga, serta didukung tenaga medis dua orang dokter dan delapan perawat dari Dinkes Kota Bandung. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas medis memeriksa seorang pasien Covid-19 yang baru datang di Rumah Singgah Isolasi Mandiri Medco Foundation, di Hotel Nyland, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021). Rumah singgah isolasi mandiri ini, saat ini dihuni sebanyak 74 pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG (orang tanpa gejala) dari kapasitas 87 kamar yang tersedia, dengan fasilitas makanan, pemantauan kesehatan, lokasi untuk berjemur dan berolahraga, serta didukung tenaga medis dua orang dokter dan delapan perawat dari Dinkes Kota Bandung. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Lantas seberapa efektif menempatkan tenaga kesehatan baru untuk langsung terjun memerangi Covid-19?

Berita Rekomendasi

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi ikut memberikan pendapatnya.

Menurut Adib, strategi menempatkan sumber daya manusia (SDM) baru di tengah pandemi Covid-19 ini sangat memungkinkan.

Sebab, dalam setiap tahun, ada sekitar 10.000 lulusan fakultas dokter yang siap diterjunkan.

Baca juga: Ingatkan RS Tak Boleh Tolak Pasien, Satgas Covid-19: Biaya Perawatan Ditanggung Negara

"Kalau kita bicara strategis di dalam pemanfaatan SDM, secara kuantitas kita punya potensi untuk itu."

"Lulusan fakultas kedokteran ada 10.000 per tahun."

"Ada juga kelompok teman-teman yang saat ini dalam kesulitan karena uji kompetensi," kata Adib, dalam tayangan Kompas TV, Sabtu (30/1/2021).

Adib pun menyoroti uji kompetensi yang tengah dilakukan sejumlah nakes baru.

Dr. Moh Adib Khumaidi S, POT, Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia saat ditemui di Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020).
Dr. Moh Adib Khumaidi S, POT, Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia saat ditemui di Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020). (Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas