Separatis Papua Kian Brutal, Tembaki Warga Sipil, Bupati dan ASN Intan Jaya Tak Berani Ngantor
Aksi brutal KKB Papua yang terus merajalela membuat Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni dan aparatur sipil negara (ASN) jajarannya tak berani ngantor.
Editor: Choirul Arifin
Alasan terakhir adalah faktor keamanan. Selain Natalis, ASN di wilayah itu juga merasa tak nyaman karena kondisi Intan Jaya yang kurang aman.
Mereka kerap didatangi anggota KKB Papua yang meminta bantuan.
Anggota KKB Papua tersebut kerap mengancam mengeksekusi mereka jika bantuan itu tak dipenuhi.
Dari data yang dikeluarkan Polda Papua, selama 2020, KKB Papua beraksi sebanyak 49 kali di tujuh kabupaten.
Peristiwa paling banyak tercatat di Intan Jaya sebanyak 23 kali, Mimika sembilan kali, Nduga delapan kali, Pegunungan Bintang enam kali, dan Keerom satu kali.
Dari aksi-aksi tersebut, total ada 17 orang yang tewas karena ulah KKB Papua. Sebanyak 12 orang di antaranya merupakan warga sipil, empat anggota TNI dan satu polisi.
Sekolah di Intan Jaya Tetap Buka
Meski KKB Papua merajalela, tapi sekolah-sekolah di Kabupaten Intan Jaya masih tetap buka.
Selain sekolah, Puskesmas juga tetap beroperasi untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat setempat.
Demikian diungkapkan Kapolres Intan Jaya, Papua, AKB I Wayan G Antara.
Ia mengatakan, semua instansi di lingkup Pemda Kabupaten Intan Jaya tidak membuka kantornya hingga bulan ini.
Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Aktivitas Pemerintahan di Intan Jaya Papua Tak Jalan, Keberadaan Para Pegawainya Tidak Diketahui'
Ia menambahkan, tidak terlihat pula keberadaan aparatur sipil negara (ASN) dari instansi-instansi tersebut di Sugapa, ibu Kota Intan Jaya.
Adapun pelayanan publik yang tetap berjalan selain di puskesmas, yakni sejumlah SMA serta SMP setempat.