Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penegakan Hukum Berkontribusi Positif Terhadap Tingkat Kepuasan pada Pemerintahan Jokowi

Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sedikit menurun dalam enam bulan terakhir.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Penegakan Hukum Berkontribusi Positif Terhadap Tingkat Kepuasan pada Pemerintahan Jokowi
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sedikit menurun dalam enam bulan terakhir.

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi menurun dari 68,3 persen pada September 2020 menjadi 62,9 persen pada 2021.

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo menilai bahwa penurunan tingkat kepuasan publik dikarenakan sejumlah faktor. Salah satunya berkaitan dengan penanganan Pandemi Covid-19.  

"Menurunnya tingkat kepuasan publik pemerintah tentu banyak faktor yang mempengaruhi, dan ini tentu berkelindan adalah karena soal Pandemi,  kebijakan penangan Pandemi menjadi salah satu tingkat penurunan kepuasan kinerja pemerintah," kata Karyono kepada Tribunnews.com, Jumat, (12/2/2021).

Hanya saja yang menarik menurut Karyono, penurunan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah tersebut tidak signifikan ataupun angkanya kecil.

Sehingga, mayoritas publik masih puas terhadap kinerja pemerintah. Padahal menurut dia, pada awal penanganan Pandemi, kinerja pemerintahan Jokowi banyak disorot.

Kecilnya angka penurunan tersebut kata dia karena  penegakan hukum dalam beberapa bulan terakhir mendapat respon publik dan berkontribusi positif pada tingkat kepuasan pada pemerintahan Jokowi. 

Berita Rekomendasi

"Menurut saya penegakkan hukum itu juga bisa menjadi salah satu faktor. Penegakan hukum beberapa bulan terakhir, di awal-awal pemerintahan menurut saya baik," katanya.

Misalnya kata dia, penegakan hukum terhadap buronan BLBI Djoko Tjandra, penangkapan dua menteri aktif yakni Edhy Prabowo dan Juliari Batubara karena kasus korupsi, dan penegakan hukum kasus Jiwasraya.

"Dan terakhir penindakan terhadap kelompok-kelompok intoleran ini memberikan kontribusi positif," katanya.

Sementara itu faktor-faktor yang berkontribusi pada penurunan menurutnya tidak signifikan, karena juga terjadi di negara lain. Sulitnya menanganani Pandemi Covid-19,  tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga negara lain.

"Tentu saja kalau Pandemi misalnya terjadi 143 negara, yang mengalami masalah yang sama,  sehingga kalau menurut saya sih meskipun itu akan membuat masyarakat kurang puas, namun ada pemakluman, karena semua negara mengalami yang sama," kata dia.

Begitu juga faktor kinerja ekonomi. Karyono mengatakan kinerja dibidang ekonomi berkelindan dengan Pandemi. Meningkatnya pengangguran karena banyaknya PHK menyebabkan masyarakat kurang puas terhadap kinerja pemerintahan. Namun hal itu dapat dimaklumi karena dalam kondisi pandemi Covid-19. 

Baca juga: Survei Kepuasan Kinerja Jokowi Terus Turun dalam 3 Tahun Terakhir, Begini Tanggapan Istana

"Dalam beberapa bulan terakhir di 2020 misalnya meski pertumbuhan ekonomi masih minus namun angkanya menunjukkan perbaikan," kata dia.

Sebelumnya Tren tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini mengalami penurunan, atau masuk dalam fase terendah sejak terpilih menjadi Presiden RI kembali pada 2019.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menuturkan, tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden terlihat masih tinggi yaitu sebesar 62,9 persen pada Februari 2021. Namun, jika dibanding setahun yang lalu. Telah terjadi penurunan, karena pada Februari 2020 tingkat kepuasan di level 69,5 persen. 

"Jadi tingkat kepuasan Februari 2021 lebih rendah, atau terendah sejak selesai pemilihan umum 2019," ujar Burhanuddin saat memaparkan hasil surveinya secara daring, Senin (8/2/2021).

Penurunan ini, disebabkan sikap publik yang tidak puas dengan kinerja Presiden mengalami peningkatan, dari 28 persen menjadi 35,6 persen dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

Burhanuddin menjelaskan, puas tidak puasnya publik terhadap kinerja presiden dikarenakan oleh pilihan politik di 2019, di mana pendukung Jokowi cenderung puas dengan kerja presiden. Tetapi, pendukung Prabowo Subianto tetap tidak puas meski sudah menjadi bagian dari pemerintah. 

"Tren ini kalau tidak diantisipasi oleh presiden itu bisa alarm karena sebagian dari pendukung loyalnya sudah mulai bergeser," paparnya. Survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 1-3 Februari 2021, melalui sambungan telepon dengan responden. Sebanyak 1200 responden dipilih secara acak. Margin of error survei kurang lebih sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas