Mahfud MD: Din Syamsuddin Pernah Menjadi Utusan Pemerintah Bicara soal Islam yang Damai
Mahfud MD memastikan tudingan Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal adalah keliru.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan tudingan Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal adalah keliru.
Dia pun mengenang sosok Din sebagai tokoh Islam moderat.
Semula, Mahfud menceritakan bahwa dirinya mengenal baik sosok Din Syamsuddin.
Sebelum menjadi menteri, Din Syamsuddin kerap berdiskusi banyak hal dengan sosok seniornya itu terkait Islam dan persatuan.
"Saya kenal dia baik dengan Din Syamsuddin. Saya sering diskusi di rumah Jusuf Kalla dulu. Kadang di PP Muhammadiyah. Pernah mengundang saya ke kantornya di sebuah LSM menghimpun lintas agama dan lintas etnis namanya persatuan Indonesia maju," kata Mahfud dalam rekaman video kepada awak media, Minggu (14/2/2021).
Baca juga: Mahfud MD: Pemerintah Menganggap Din Syamsuddin Tokoh Kritis
Selama berdiskusi, kata Mahfud, tak ada sedikit pun paham radikalisme yang disampaikan oleh Din Syamsuddin.
Yang ada justru sebaliknya, seniornya itu selalu berbicara Islam dan perdamaian.
"Bicaranya nasionalisme dan Indonesia. NKRI adalah kompatibel dengan Islam. Itu pak Din Syamsuddin. Oleh sebab itu dia mengajak bersatu. Bahkan dia pernah menjadi utusan khusus pemerintah ke seluruh dunia untuk bicara soal Islam yang damai perdamaian antar umat dan sebagainya," ungkapnya.
Diceritakan Mahfud, Din Syamsuddin juga adalah sosok yang menggagas Islam Wasithiyah atau Islam moderat saat masih menjadi ketua umum PP Muhammadiyah.
"Pak Din Syamsudin itu dulu ketika beliau ketua umum PP Muhammadiyah di saat itukan beliau yang menggagas Islam Wasithiyah. Sama yang juga digagas oleh NU. Karena Islam itu sudah kompatibel dengan NKRI berdasarkan Pancasila, maka beliau menggagas Islam Wasithiyah atau Islam moderat," jelasnya.
"Apa itu? Namanya itu negara kesepakatan Darul 'ahdi wa syahadah. Negara yang lahir atas kesepakatan lintas etnis, lintas agama ras dan sebagainya," sambungnya.
Atas dasar itu, Mahfud memastikan pemerintah juga tidak pernah meragukan kiprah Din Syamsuddin untuk Indonesia.
Sebaliknya, pemerintah memandang tokoh Muhammadiyah itu sebagai tokoh kritis.
"Coba lihat, apakah pemerintah pernah menyalahkan pak Din Syamsuddin? Apalagi sampai memprosesnya secara hukum? Tidak pernah. Dan Insyaallah tidak akan pernah karena kita sudah anggap beliau tokoh," tandasnya.