Panglima TNI Klaim Kasus Gesekan TNI dan Polri 2020 Berkurang Setengahnya Jika Dibandingkan 2016
Hadi Tjahjanto mengatakan kasus gesekan antara TNI dan Polri pada tahun 2020 berkurang setengahnya jika dibandingkan pada tahun 2016.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan kasus gesekan antara TNI dan Polri pada tahun 2020 berkurang setengahnya jika dibandingkan pada tahun 2016.
Ia menilai hal tersebut akibat meningkatnya soliditas dan sinergi TNI-Polri dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dari berbagai ancaman dan gangguan terhadap ke-Bhinneka Tunggal Ika-an bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Hadi di hadapan peserta Rapim TNI-Polri tahun 2021, baik yang dilaksanakan secara langsung dengan protokol kesehatan yang ketat bertempat di Mabes Polri, Jakarta Selatan, maupun secara virtual di berbagai wilayah Indonesia pada Senin (15/2/2021).
"Dari laporan yang masuk ke saya, terlihat bahwa jumlah kasus 2020 berkurang setengahnya dari jumlah kasus pada tahun 2016. Sebagai dua institusi strategis negara, energi yang kita miliki harus diarahkan sepenuhnya pada upaya pelaksanaan tugas pokok serta kolaborasi lintas sektoral," kata Hadi dalam keterangan resmi Puspen TNI pada Senin (15/2/2021).
Ia juga menegaskan TNI dan Polri adalah saudara kandung yang lahir dari rahim yang sama.
Baca juga: Rapim TNI-Polri 2021, Panglima TNI Bahas PPKM Skala Mikro di Jawa-Bali
Baca juga: Jokowi Minta TNI-Polri Dukung Iklim Usaha dengan Beri Kepastian Hukum
Perjalanan sejarah TNI-Polri, kata Hadi, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan dan sejarah perjuangan bangsa.
"Saat ini TNI dan Polri menjadi dua institusi penting yang memiliki tugas spesifik sebagaimana ditetapkan undang-undang," kata Hadi.
Namun demikian, kata Hadi terdapat blurring boundaries atau irisan dalam melaksanakan tugas antara TNI dan Polri terutama dalam hal memberikan perlindungan kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Hadi mengatakan bahwa wilayah itu harus dipandang sebagai keterkaitan yang erat antara medan tugas TNI dan Polri atau yang sering diungkapkan sebagai wilayah sinergisitas.
Persepsi tersebut, kata dia, mau tidak mau harus menjadi semakin kuat mengingat berkembangnya spektrum tantangan yang telah menjadi sedemikian kompleks dan menuntut penanganan yang bersifat komprehensif serta lintas sektoral.
"Hal yang menjadi penting disini, bahwa kita harus sepakat untuk tidak menyebutnya sebagai wilayah abu-abu atau grey area,” kata Hadi.
Ia juga mengatakan ada permasalahan-permasalahan bangsa yang harus dituntaskan secara bersama-sama oleh TNI dan Polri, dan bahkan melibatkan seluruh komponen yang ada.
Menurut Hadi hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana sinergi TNI-Polri dalam penanggulangan bencana alam, pengamanan Pilkada Serentak dan pendisiplinan protokol kesehatan sejak adanya pandemik Covid-19.
'Dengan komunikasi, koordinasi serta kerja sama yang baik antara TNI-Polri, terbukti telah berhasil membantu penanganan bencana alam dan mengamankan pelaksanaan Pilkada Serentak di tengah suasana pandemi Covid-19 pada Desember 2020 yang lalu,” kata Hadi.