Di Balik Tudingan Istana Ingin Kuasai Demokrat, Bagaimana Hubungan SBY dan Jokowi Saat Ini?
AHY menyebut gerakan politik ini dikendalikan oleh kader aktif, mantan kader Demokrat dan orang dekat Presiden Jokowi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Untuk itu, ia pun mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para kader Demokrat yang masih setia kepadanya.
Terlebih kepada mereka yang tetap menjaga kedaulatan, kehormatan, dan eksistensi Partai Demokrat.
Baca juga: Demokrat Heran Presiden Jokowi Lempar Wacana Revisi UU ITE Tapi Tolak RUU Pemilu
Baca juga: Legislator Demokrat: Pengurangan Masa Libur Harus Dikaji Lebih Komprehensif
Ia juga mengatakan, persoalan-persoalan yang terjadi ditubuh organisasi Demokrat itu wajar terjadi.
Menurutnya, semua organisasi pasti punya masalah, tetapi masih bisa ditangani dan pasti ada solusinya.
AHY pun mengajak semua kader untuk tidak menodai partai yang dicintai mereka ini dari para pengkhianat.
Dalam bentuk apapun, AHY menegaskan, pengkhianat tidak bisa diterima kehadirannya di tengah organisasi manapun.
"Sekali di cap pengkhianat, sulit untuk mengembalikan kepercayaan itu, seumur hidup kita. Saya yakin dan percaya kita bukanlah pengkhianat."
"Tetapi hal itu saja tidak cukup untuk membuat partai ini bangkit dan besar lagi. Maka, selain tidak menjadi pengkhianat, kita juga harus melawan para pengkhianat-pengkhianat itu."
"Itulah sejatinya jiwa seorang Patriot, pembela kebenaran dan keadilan, untuk menegakkan aturan dan hukum yang berlaku secara konstitusional," pungkasnya.
Isu Kudeta Menyeret Nama Moeldoko
Sebelumnya diketahui, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra turut menanggapi isu kudeta yang menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Terlebih, terkait pernyataan Moeldoko yang membawa nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Invesitasi Luhut Pandjaitan dalam isu kudeta di Partai Demokrat.
"Sebaiknya Bapak KSP Moeldoko tidak membawa-bawa nama Bapak Menko Luhut BP dalam pertemuan Bapak KSP Moeldoko dengan kader-kader Partai Demokrat," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Senin (8/2/2021).
Menurutnya, ada perbedaan besar antara ajakan Moeldoko dengan ajakan Luhut dalam pertemuan dengan para kader Demokrat.
Baca juga: Sejak Isu Kudeta, Popularitas AHY dan Partai Demokrat Meningkat, Pengamat: Populer Saja Tak Cukup
Herzaky mengatakan, pertemuan kader Demokrat dan Luhut didasari atas keinginan sendiri dan kedua belah pihak memang sudah mengenal.