Polwan Jenderal Bintang 1 yang Kawal Jenderal Listyo Sigit di DPR Ditunjuk Jadi Wakapolda Kalteng
Brigjen Ida Oetari ditunjuk jadi Wakapolda Kalteng, sebelumnya sosok Polwan berhijab ini jadi sorotan karena mendampingi Listyo Sigit di DPR.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih ingat dengan sosok polwan jenderal bintang satu yang hadir mendampingi Jenderal Listyo Sigit Prabowo di DPR ketika fit and proper test calon kapolri ?
Terkini Ida Oetari sebelumnya diberitakan Ida Utari ditunjuk Listyo Sigit menjadi Wakapolda Kalimantan Tengah (Kalteng).
Hal itu tertuang dalam Surat Telegram Rahasi (STR) bernomor ST/318/III/KEP./2021 yang ditandatangani oleh As SDM Polri Irjen Sutrisno Yudi Hermawan tanggal (18/2/2021) atas nama Kapolri.
Sebelum ditunjuk sebagai Wakapolda Kalteng, Ida Oetari menjabat sebagai Analisis Kebijakan Utama Bidang Gadikwa Lemdiklat Polri.
Viral Kehadiran Polwan Berhijab dengan pangkat jenderal bintang satu di belakang Listyo Sigit
Kehadiran seorang Polwan dengan bintang satu di pundaknya saat fit and proper test calon kapolri mengundang perhatian.
Ternyata Polwan tersebut bukan orang sembarangan.
Kapolri Jnederal Polisi Listyo Sigit Prabowo sempat memperkenalkan Brigjen Ida Oetari di awal fit and proper testnya di hadapan Komisi III DPR RI.
Melalui perkenalan itu Listyo Sigit Prabowo mencoba menepis anggapan Polri mulai tidak solid, setelah dirinya dari angkatan muda dicalonkan menjadi Kapolri.
Hal itu ditunjukkan Listyo saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III, dengan didampingi berbagai angkatan Akpol.
"Mohon izin dalam kegiatan uji kepatutan dan kelayakan ini, kami laporkan bahwa didampingi oleh bapak Wakapolri (Komjen Gatot), bapak Kabarham Polri (Komjen Agus), bapak Kalemdiklat Polri (Komjen Arief)," ujar Listyo di ruang Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (20/1/2021).
"Kemudian Kadiv Propam (Brigjen Ferdy), kemudian Kapolda Aceh (Irjen Wahyu), Kapolda Sulut, kemudian ada ibu Ida Utari, lalu junior kami Ahrie Sonta Kapolres, kemudian staf kami Ferli dan dua operator," sambung Listyo.
Listyo menjelaskan, nama-nama tersebut merupakan dari berbagai angkatan di Akpol, mulai dari 1987, 1988,1989, dan 1990.
"Saya sendiri 1991 berserta leting kami dan adek-adek kami. Jadi mohon ini, bahwa saat ini Polri solid," paparnya.
Baca juga: Sosok Polwan Bintang 1, Ida Utari yang Diboyong Listyo Sigit saat Jalani Fit and Proper Test
Sosok Brigjen Ida Oetari, Ketua Konferensi Polwan Sedunia
Polwan berpangkat bintang di tubuh Polri bisa di hitung dengan jari.
Satu di antaranya Ida Oetari yang berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen)
Ida Oetari kini menjabat sebagai Ketua Konferensi Polwan Sedunia, atau International Association of Women Police (IAWP).
Dikutip dari www.iawp2020indonesia.org, IAWP adalah organisasi yang menaungi polisi wanita di seluruh dunia.
IAWP didirikan pada tahun 1915 di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Anggota IAWP terdiri dari 73 negara, dan setiap tahunnya mengadakan konferensi internasional di berbagai negara.
Setelah berjalan selama 104 tahun, Indonesia terpilih sebagai negara tuan rumah pertama di Asia yang menjadi tuan rumah IaWP Conference pada tahun 2020, tepatnya di Yogyakarta.
Pencapaian ini diraih karena 3 delegasi Polwan Indonesia memenangkan Bidding di Quito, Ekuador pada 5 Maret dengan presentasi yang memukau dari Direksi.
Delegasi dipimpin oleh Brigjen Pol Ida Oetari didampingi anggotanya Inspektur Polisi Yuli Cahyanti dan Inspektur Senior Polisi Anggraini Putri.
Ida Oetari Pernah Bertugas di BNN
Brigjen Pol Ida Oetari pernah tiga tahun bertugas di BNN.
Dia dipercaya menjadi Direktur Bagian Rehabilitasi BNN
Ia ternyata bukan dari lulusan Akademi Ilmu Kepolisian (Akpol).
Bahkan Ida Oetari juga tidak segan membocorkan kiat-kiatnya sehingga bisa mendapat posisi bintang satu di pundaknya.
"Saya bukan dari Akpol, tapi dari Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) angkatan 87. Intinya kalau mau berkarir bagus ya harus bekerja yang terbaik, iklas dan jangan lupa berdoa. Karena pangkat itu titipan dan amanah," terang Ida Oetari.
Ditanya soal bagaimana nantinya apabila pimpinan Polri menarik dirinya untuk bertugas kembali di Institusi Polri, ? Misalnya penempatan sebagai Kapolda? Merespon itu, Ida Oetari menjawab dirinya siap ditempatkan dimana saja.
"Dimanapun nantinya ditempatkan, saya siap. Kami Polwan harus punya warna dan berarti bagi masyarakat. Itu yang terpenting," tegas Ida Oetari.
Selanjutnya Ida Oetari juga mengimbau seluruh Polwan di Indonesia agar tekun melakukan tanggung jawab dan tugasnya.
"Rekan-rekan Polwan, bekerjalah dengan tekun. Jangan lupa sekolah, tempuh sekolah dengan baik. Diiringi dengan doa dan kerja iklas," imbuhnya.
Baca juga: Kabareskrim Agus Andrianto: Tangani Bom di Polrestabes Medan dan Sibolga Sampai Perkelahian Polisi
Jadi Kapolri, Listyo Sigit Diminta Perhatikan Nasib Polwan
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai NasDem Eva Yuliana mendukung tagline yang diusung Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo dalam fit and proper test yakni PRESISI, Rabu (20/1).
"Saya mengapresiasi komitmen Pak Sigit dalam paparan fit and proper test ini. PRESISI menjadi langkah yang tepat untuk menjawab tantangan Polri masa kini," ujar Eva, di Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Eva sendiri meminta kepada Listyo Sigit Prabowo selalu Kapolri, memperkuat peran strategis Polisi Wanita (Polwan) di tubuh Polri untuk ke depannya.
Menurutnya, jika sudah resmi menjadi Kapolri, Listyo Sigit Prabowo harus memberi atensi lebih dalam menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi di jajaran Polwan.
Sebab, penataan karier dan penguatan kompetensi bagi Polwan, kata dia, sejauh ini relatif jomplang.
"Berdasar kajian dan data yang ada, sebagai contoh perbandingan, penegakan hukum di bidang reserse antara polwan (wanita) dan polisi (laki-laki) baru berkisar 1:10 (satu perempuan untuk setiap 10 laki-laki). Belum lagi di bidang intelejen yang hanya 1:16, demikian pun di densus 88 juga 1:16," jelasnya.
Politikus Nasdem itu menilai kesenjangan tersebut seharusnya menjadi perhatian lebih bagi calon tunggal Kapolri. Pasalnya, kesempatan perempuan untuk menjadi Taruni Akpol sudah dilaksanakan sejak tahun 2003. Demikian pun dengan kesempatan perempuan lain untuk menjadi Polwan melalui SIPSS dan jenjang karir lainnya.
“Saya berharap hal ini perlu diperhatikan betul dan lebih tingkatkan. Pasalnya, peran strategis Polwan di dalam tubuh Polri ke depan sangatlah vital," ujarnya.
"Tuntutan zaman bagi Polri untuk memberikan layanan publik di bidang keamanan dan ketertiban sosial nantinya pasti akan terus berkembang. Terutama, dalam konteks ini, layanan publik terkait persoalan atau pun kasus-kasus perempuan dan anak.
Baca juga: Agus Andrianto Jadi Kabareskrim, IPW Ingatkan Kasus Kekerasan di Sigi, Laskar FPI dan Kompol Yuni Cs
Tentu akan sangat berbeda ketika pendekatan dan kapasitas seorang Polwan yang menjadi garda terdepan pelayanan,” ungkap dia.
Selain fokus pada penguatan peran strategis Polwan, Eva juga kembali mengingatkan Listyo Sigit untuk terus siap dan sigap dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi di tubuh Polri ke depan.
Pasalnya, Eva menilai arus dasar karakter kepolisian yang kreatif dan inovatif ini telah terlaksana baik sejak dua kepemimpinan Pori terakhir.
“Semoga hal ini tetap menjadi perhatian Pak Sigit saat menjadi Kapolri nanti,” pungkasnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunBanten.com)