Langsung Surut, Banjir di Kantor Gubernur Jateng Hanya 1,5 Jam
Ganjar tiba di kantornya sekitar pukul 20.00 WIB. Saat datang, banjir di kantornya sudah surut. Hanya tersisa genangan di beberapa titik.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kompleks kantor Gubernur di Jalan Pahlawan, Semarang, sempat terendam saat hujan deras yang mengguyur Kota Semarang, Selasa (23/2/2021) sore. Banjir menggenang sejak pukul 16.00 WIB dan surut 1,5 jam kemudian.
Banjir mulai menggenangi kompleks kantor Gubernur pada pukul 16.00 WIB. Banjir merendam Gedung B dan halaman parkir belakang. Puluhan motor dan mobil yang terparkir pun terendam. Namun kondisi terendam hanya berlangsung 1,5 jam, mulai pukul 17.30 WIB air sudah surut. Pukul 18.00 sudah tidak ada genangan di komplek Gubernuran.
Baca juga: Ganjar: Sudah Tidak Ada Zona Merah di Jawa Tengah
Kabar kantornya kebanjiran ini pun sampai ke telinga Gubernur Ganjar Pranowo. Ganjar yang baru saja pulang roadshow pengecekan jalan rusak serta progrees vaksinasi di Kudus pun langsung mengeceknya.
Ganjar tiba di kantornya sekitar pukul 20.00 WIB. Saat datang, banjir di kantornya sudah surut. Hanya tersisa genangan di beberapa titik. Ganjar kemudian menengok bagian parkir di belakang gedung B kantornya yang viral terendam banjir setinggi lutut kaki orang dewasa.
"Niki wau dijebol Pak," ujar salah seorang ASN Pemprov menunjuk tanggul pagar dari proyek pembangunan dari DPRD Jateng.
Baca juga: Bencana Banjir Diharapkan Jadi Pembelajaran, Pemda Diingatkan Antisipasi Datangnya Banjir
Ganjar pun langsung menuju ke area pembangunan dan bertanya pada pengelola proyek. Kepada Ganjar, pengelola proyek menyebutkan, banjir diakibatkan aliran air dari arah jalan Menteri Supeno yang masuk ke kompleks Gubernuran melalui pintu belakang dekat Gedung F atau Gedung Dharma Wanita.
"Ini nggak pernah sampai begini lho Pak, kalau saya dengar dari penjelasan Anda, kemudian tadi tanggul kecil itu dijebol, ya airnya tidak bisa mengalir karena tanggul kecilnya itu. Saya minta selama cuaca seperti ini tidak usah ditanggul dulu," ujar Ganjar pada pengelola proyek.
Ganjar kemudian mengecek jalan Menteri Supeno dekat Masjid At-Taqwa yang juga diduga jadi sumber banjir di kantornya. Saat melihat gorong-gorong, Ganjar langsung meminta stafnya untuk menugaskan Dinas PU melakukan pengerukan.
Ditemui setelah mengecek kompleks kantornya, Ganjar mengaku kaget mendapat laporan bahwa kompleks kantornya terendam banjir. Ganjar heran karena hal ini belum pernah terjadi, bahkan ketika Semarang dilanda hujan deras selama 2 hari pada 6-7 februari lalu.
"Agak aneh pada saat saya masih di Kudus, dilapori kondisi kantor banjir itu, aneh menurut saya karena di bagian parkir itu airnya nggak bisa keluar, itu impossible pasti ada yang tersumbat.," ujarnya.
Ganjar mengatakan, dari hasil pantauannya ada dua penyebab kompleks gubernuran kebanjiran. Yakni akibat adanya tanggul dari pagar pengerjaan proyek dari DPRD Jateng dan dari saluran air di belakang kantornya yang mengalami sedimentasi.
"Maka ketahuan pembangunan gedung DPRD ini, karena ternyata antar bangunan ini sampai dengan pintu pagar di sana, di mana yang di bawah itu biasanya dipakai untuk jalur parkir termasuk seandainya air lewat itu sebenarnya sudah miring, jadi nyaris sebenarnya tidak mungkin ini banjir. Ternyata ada tanggul kecil di situ, ada tanggul kecil yang menutup antara gedung ini sampai pagar sana, jadi betul-betul air nggak punya kesempatan lewat," tutur Ganjar.
Ganjar pun telah meminta pengelola untuk tidak membuat tanggul di areal pagar proyek. Selain itu, Ganjar juga mengecek bagian belakang kantornya dan memerintahkan Dinas PU untuk mengeruk saluran air yang terjadi sedimentasi.
"Tadi saya minta untuk malam ini sampahnya dikeruk, sedimennya dikeruk. Saya khawatir nggak kelihatan itu yang masuk di sana di dalamnya tersumbat atau tidak. Kalau itu sudah bisa dibolong, terus kemudian bisa diambil sampahnya mudah mudahan lebih lancar," ucap Ganjar.
Di sisi lain, Ganjar yang mendapat laporan bahwa Simpang Lima tergenang banjir tinggi juga langsung menghubungi BBWS Pemali-Juana dan Kepala Daerah setempat untuk segera mengaktifkan seluruh pompa yang ada di Kota Semarang.
"Tadi saya juga sempat kontak Wali Kota dan BBWS agar semua pompa di-onkan seluruh Semarang. Maka kurang lebih 1 jam yang Simpang Lima sudah surut," katanya. (*)