Profil Yus Sudarso, Kader Demokrat yang Dipecat, Pernah Bicara Rencana Perubahan Kepemimpinan Partai
Profil Yus Sudarso, Kader Demokrat yang dipecat secara tidak hormat dan diberhentikan secara tetap.
Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Tujuh orang kader Partai Demokrat dipecat secara tidak hormat, dan diberhentikan secara tetap.
Salah satu daftar nama yang disebut yaitu, Yus Sudarso.
Lantas seperti apa profil dari Yus Sudarso?
Dikutip dari dct.kpu.go.id, Yus Sudarso lahir di Bangkalan, 22 April 1963.
Ia menikah dengan Nur Hamidah.
Dari hasil pernikahannya tersebut, mereka dikaruniai satu buah hati.
Sebelum dipecat, ia mengajukan diri sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat dengan daerah pemilihan Jawa Timur XI pada 2013 silam.
Baca juga: 7 Kader Partai Demokrat Diberhentikan dan Dipecat Secara Tidak Hormat, Ada Mantan Ketua DPR RI
Baca juga: DPP Demokrat: Organisasi Sayap Tak Punya Hak Usulkan KLB
Riwayat Pendidikan
- S3, Ilmu hukum, Universitas Airlangga Surabaya (2012)
- S2, Magister Hukurn, Universitas Putera Bangsa Surabaya (2005)
- S1, Sarjana Hukum, Universitas Islam Jakafiq Jakarta (1996)
- S1, Sarjana Pendidikan, Fakultas pendidikan llmu Sosial - Sejarah dan Antropologi, IKIP Jakarta, Jakarta (1987)
- SMAN 1 Bangkalan, Madura (1982)
Riwayat Pekerjaan
- Vice Presiden Mega Mendut Group (1996)
- Direktur Utama PT. Toyosan Pillar (1989 s/d 2011)
- Komisaris PT. Toyosan Pillar (2011 s/d sekarang)
- Direktur Tabloid Hukum dan Kriminalitas, Divisi Humas Mabes POLRI, (2002 s/d 2008)
- Pimpinan Perusahaan Harian Umum AB/ABRI (1998 s/d 2001)
- Direktur Mendut Hotel, Yogyakarta (1990 s/d 1996)
- Direktur, Tiara farm. Tangerang, Banten (1987 s/d 1990)
- Manajer, PT. Fajar Rimba Kencana (Feny Souneville & Co.) Jakarta (1984 s/d 1987)
Dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Jumat (26/2/2021), disebutkan pemberhentian tetap dengan tidak hormat kepada anggota Partai Demokrat tersebut, sesuai keputusan dan rekomendasi Dewan Kehormatan Partai Demokrat.
Terkait Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD), Dewan Kehormatan Partai Demokrat telah menetapkan Yus Sudarso terbukti melakukan perbuatan tingkah laku buruk.
Perbuatan Yus dan keenam kader lainnya yang telah dipecat, dianggap merugikan Partai Demokrat.
Atas perbuatan mereka, menurut Dewan Kehormatan Partai Demokrat, yang bersangkutan tidak perlu dipanggil untuk didengar keterangannya atau diperiksa secara khusus.
Hal tersebut sesuai ketentuan Pasal 18 Ayat (4) Kode Etik Partai Demokrat.
Dengan diberhentikan tetap dan dicabutnya keanggotaan Yus Sudarso, maka hak dan kewajibannya sebagai anggota Partai Demokrat tidak berlaku lagi.
Termasuk larangan untuk menggunakan seragam, atribut, simbol, lambang, dan identitas Partai Demokrat.
Baca juga: Dipecat dari Demokrat, Darmizal Pernah Sebut AHY Pencitraan, Ingin Putra SBY Ini Lengser
Baca juga: PROFIL Darmizal, Dipecat Secara Tak Hormat dari Partai Demokrat, Pernah Ketuai Relawan SBY & Jokowi
Sebelumnya diwartakan oleh Tribunnews.com, mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Yus Sudarso, menyebut ada empat faksi di dalam partai berlambang Mercy yang ingin adanya perubahan kepemimpinan.
Faksi pertama, kata Yus, orang-orang yang bermuara kepada pendiri dan mantan ketua umum Partai Demokrat, yaitu Subur Budi Santoso.
Kedua, faksi ketua umum Demokrat hasil Kongres 2005 di Bali, yaitu Hadi Utomo (almarhum).
"Kebetulan saya sebagai koordinator pemenangan Hadi Utomo-Marzuki Alie," ucap Yus, Selasa (2/2/2021).
Faksi ketiga adalah Anas Urbaningrum yang merupakan ketua umum Demokrat hasil Kongres di Bandung pada 2010.
"Keempat, faksi Pak Marzuki Alie, di sini ada mesin pemenangannya Pak Syofwatillah Mohzaib," paparnya.
Menurut Yus, empat faksi tersebut tanpa melakukan rencana bertemu, tetapi memiliki pemikiran ingin membawa Partai Demokrat lebih baik seperti dulu.
"Apa salahnya kami seperti pendiri di saat awal menjemput Pak SBY untuk mengantarkan beliau ke pemimpinan RI tahun 2004," tuturnya.
"Dan juga apa salahnya kami, kalau hari ini menjemput figur, tokoh ke depan, apa salahnya Pak Moeldoko, seperti senior sebelumnya menjemput SBY," sambung Yus.
(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi/Seno Tri Sulistiyono)