Kudeta Demokrat, Jabatan Ketua Umum Direbutkan, Annisa Pohan: Ada 'Pembiaran' dari yang Punya Kuasa
Annisa Pohan buka suara soal jabatan kudeta di Partai Demokrat. Menurutnya saat ini ada pembiaran dari penguasa.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Miftah
![Kudeta Demokrat, Jabatan Ketua Umum Direbutkan, Annisa Pohan: Ada 'Pembiaran' dari yang Punya Kuasa](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rindukan-masa-lalu-saat-jadi-ibu-persit-annisa-pohan-unggah-foto-terakhir-di-yonif-203.jpg)
TRIBUNNEWS.COM- Annisa Pohan buka suara soal kudeta di Partai Demokrat.
Menurutnya saat ini ada pembiaran dari penguasa.
Diketahui, pada Jumat (5/3/2021) kemarin, Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pada KLB itu, disepakati Kepala Staf Presiden Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, menggantikan posisi AHY.
Menanggapi hal tersebut, Annisa Pohan menyinggung ada sikap pembiaran dari dari pihak penguasa dalam aksi KLB itu.
Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitter-nya, @AnnisaPohan, Sabtu (6/3/2021).
"Ketika sebuah Partai Politik diambil haknya secara paksa dengan melanggar konstitusi, lebih lagi ada 'pembiaran' dari yang punya kuasa," tulis Annisa
Melihat hal ini, Annisa juga mempertanyakan bagaimana nasib hak dari rakyat nantinya.
"Apalagi dengan hak Rakyat kecil ? Siapa yang akan lindungi? apakah kita akan terus diam?," lanjutnya.
Baca juga: Pengamat Politik: Tak Masalah Jika Moeldoko Rangkap Jabatan KSP dan Ketua Umum Demokrat
Baca juga: 34 Pimpinan DPD Demokrat Siap Dampingi AHY Datangi Kemenkumham Hari Ini
Baca juga: Senin, Dua Kubu Partai Demokrat Akan Datang ke Kemenkumham, Ini Tujuannya
Baca juga: Ditawari Uang Rp 30 Juta untuk Ikut KLB Demokrat, Mashadi Tetap Loyal kepada AHY
Baca juga: Mahfud MD: Pengurus Resmi Partai Demokrat di Kantor Pemerintah itu AHY Putra SBY
Lanjut cuitan lain, istri AHY ini mengatakan keadilan di Indonesia sudah lama hilang.
Menurutnya, keadilan sudah hilang karena masyarakat tidak berperan aktif.
"Saya sadar, sudah lama keadilan pergi dari negara ini dan tidak pernah kembali."
"Itu karena kita hanya menjadi penonton pasif, tidak membela keadilan dan tidak ikut berperan aktif 'memulangkan' keadilan."
"Apakah kita akan terus diam?" tulis Annisa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.