Demokrat Bantah Pengakuan Darmizal soal Uang Setoran Kader Setiap Bulan: Jangan Mengada-ada
Partai Demokrat kubu AHY membantah pengakuan Darmizal soal uang setoran kader setiap bulan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
Pola tersebut yang kemudian dibuktikan dengan kegiatan politik kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang.
"Pola yang sama bisa kita lihat di kegiatan politik dagelan yang mereka buat di Deli Serdang."
"Makanya pada buat fitnah terus terhadap kepemimpinan AHY karena masih beda dengan gaya feodal," pungkas Herzaky.
Tangisan Darmizal karena Menyesal Pernah Dukung SBY
Sebelumnya diberitakan, mantan kader Partai Demokrat yang ikut menginisiasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Darmizal, buka suara mengenai perannya menjadikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum partai.
Dalam konferensi pers di Jakarta Selatan pada Selasa (9/3/2021), Darmizal mengaku menyesal membuat SBY menang sebagai Ketum.
Ia merasa usahanya untuk menjadikan SBY sebagai Ketum Demokrat di masa lampau tidak dihargai.
Baca juga: Sebut Pemerintah Dukung KLB, Andi Mallarangeng Diancam Dipolisikan Demokrat Kubu Moeldoko
Padahal, ia mengaku telah berupaya mengumpulkan para Ketua DPD dan DPC untuk memilih SBY sebagai Ketua Umum Demokrat pada 2015 silam.
"Saya sangat menyesal pernah menjadi aktor tim buru sergap untuk mendatangi ketua-ketua DPD, mengumpulkan ketua-ketua DPC."
"Agar mereka berbulat tekad membangun chemistry agar pak SBY yang dipilih pada Kongres 2015 di Surabaya," kata Darmizal di Jakarta Selatan, Selasa (9/3/2021), dikutip dari Tribunnews.com.
Penyesalan tersebut, lanjut Darmizal, membuatnya merasa sedih hingga menangis sesenggukan.
Ia pun meminta maaf kepada para Ketua DPC dan DPD Partai Demokrat di masa silam, karena membuat SBY menjadi Ketua Umum.
"Hari ini saya kepada seluruh DPC seluruh DPD Partai Demokrat minta maaf, saya menyesal," ungkap Darmizal.
Baca juga: Tanggapi soal KLB Demokrat di Deliserdang, Menkumham: Pak SBY Jangan Tuding-tuding Pemerintah
Di sisi lain, ia juga menyinggung SBY sebagai sosok diktator di dalam partai.