Di Balik Kisruh Demokrat: Cap Jempol Darah, Ancaman Santet hingga Menangis Depan Kamera
Kisruh Partai Demokrat terus berlanjut diwarnai sejumlah aksi dari masing-masing kader pendukung dua kubu.
Penulis: Hasanudin Aco
![Di Balik Kisruh Demokrat: Cap Jempol Darah, Ancaman Santet hingga Menangis Depan Kamera](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ahy-sambangi-kemenkumham-dan-kpu_20210308_185155.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah hampir sebulan, kisruh di internal Partai Demokrat belum menunjukkan tanda-tanda berhenti.
Kisruh Partai Demokrat terus berlanjut diwarnai sejumlah aksi dari masing-masing kader pendukung dua kubu.
Dua kubu dimaksud adalah Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko.
Ada kader yang menangis, mengecam, cap jempol darah bukti setia, hingga ancaman santet.
Baca juga: Bantah Ada Mahar Rp 100 Juta untuk Peserta KLB Deliserdang, Demokrat Kubu Moeldoko: Halusinasi
Berikut aksi dari para pendukung seperti dirangkum Tribunnews.com, Rabu (10/3/2021) dari berbagai sumber :
1. Cap jempol darah
Sebagai bentuk sumpah setia DPD Partai Demokrat (PD) DKI Jakarta menggelar aksi cap jempol darah.
Mereka menyatakan mendukung kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Acara ini sebagai bentuk cinta dan loyalitas kepada Ketum Partai Demokrat AHY, menunjukkan ke Indonesia soliditas dan kesetiaan bukan hanya semangat dan yel-yel tapi dalam bentuk cap jempol darah," ujar Santoso di Jakarta Timur, Minggu (7/3/2021) dikutip dari Kompas.TV.
Sambil menangis Ketua DPD PD DKI Santoso menyebut ada intimidasi terhadap pengurus Demokrat di Kepulauan Riau agar hadir di KLB Deli Serdang.
"Saya sampaikan salah satu kolega saya Ketua DPD Kepulauan Riau datang ke kongres itu karena ada tekanan dari pihak mereka jika kawan saya tidak hadir maka proses hukum yang dituduhkan kepada yang bersangkutan akan diproses," ujar Santoso.
Menurutnya intimidasi ini sebagai bentuk kezaliman kubu KLB.
"Ini bagian dari kezaliman yang dilakukan mereka dan saya yakin memang oknum-oknum kekuasaan melakukan ini," ujar Santoso.
2. Menangis di depan kamera
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.