Hari Hutan Internasional 2021, FAO: Dunia Telah Kehilangan Hutan Lebih dari Setengah Luas Sulawesi
FAO sebut dunia telah kehilangan 10 juta hektar hutan, FAO mendorong restorasi hutan untuk pulihkan kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan manusia
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Food and Agriculture Organization (FAO) menyebut dunia telah kehilangan 10 juta hektar hutan pada setahun, atau sekiranya lebih dari setengah luas Sulawesi, dalam sebuah rilis di peringatan Hari Hutan Internasional yang tahun ini jatuh pada Minggu (21/3/2021).
Selain itu, degradasi lahan mempengaruhi hampir 2 miliar hektar, sebuah wilayah yang lebih luas dari Amerika Selatan
Richard Trenchard, Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia ad interim menyatakan bahwa kerusakan hutan merusak kesehatan lingkungan dan manusia, serta meningkatkan emisi karbon dan mengurangi keanekaragaman hayati.
Karena hutan yang sehat juga berkontribusi bagi kesehatan manusia.
“Kita harus ingat bahwa hampir sepertiga dari penyakit menular baru terkait dengan perubahan penggunaan lahan seperti penggundulan hutan," Trenchard dalam keterangannya, Minggu (21/3/2021).
Baca juga: Sambut Hari Hutan Internasional, Ini 5 Pelajaran Hidup dari Alam Ala Val dan Vero
Deforestasi dan degradasi hutan menyebabkan meningkatnya gas rumah kaca, dan menyebabkan lebih dari delapan persen tumbuhan hutan dan lima persen hewan hutan berada pada ‘risiko sangat tinggi’ kepunahan.
FAO mendorong restorasi hutan untuk pulihkan kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan manusia
Pandemi covid -19 pada akhirnya membuat dunia semakin menyadari bahwa kesehatan merupakan hal yang amat penting saat ini.
Di negara maju, hingga 25 persen dari semua obat-obatan berasal dari sumber nabati, sedangkan di negara berkembang, kontribusinya mencapai 80 persen.
“Karena itu kita ingin membangun semua dengan lebih baik untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pada tahun 2030,” lanjutnya
Investasi dalam bentuk restorasi hutan akan membantu pemulihan ekonomi dari pandemi dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Proyek penanaman dan restorasi skala kecil dapat berdampak besar, tidak hanya di daerah pedesaan.
Baca juga: Ketua DPD RI Berharap Penataan Hutan Sentuh Kesejahteraan Masyarakat
Penghijauan kota menciptakan udara yang lebih bersih dan ruang yang lebih indah serta memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan fisik penduduk perkotaan.
Berinvestasi dalam restorasi hutan dan lahan akan membantu memulihkan kesehatan manusia, komunitas, dan lingkungan.
Restorasi menawarkan prospek untuk mengembalikan pohon dan hutan ke lanskap hutan yang kritis dan terdegradasi dalam skala besar, sehingga meningkatkan ketahanan ekologi dan produktivitas.
“Kita dapat pulih dari krisis kesehatan, lingkungan, dan ekonomi planet kita. Hutan dapat membantu kita mengatasi kemiskinan dan kelaparan serta mengurangi ketimpangan. Mari pulihkan hutan! Kita bangun semua dengan lebih baik dan raih masa depan yang kita semua inginkan," tambah Trenchard.
--
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.