Profil Irene Sukandar, Grand Master Wanita yang Akan Tanding Catur dengan Dadang Subur si Dewa Kipas
Kiprah Irene Sukandar di dunia catur dimulai saat mengikuti kejurnas catur tahun 1999 di Bekasi, Jawa Barat.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Nama Irene Sukandar menjadi perbincangan publik setelah ramainya polemik mengenai penutupan akun Dewa Kipas miliki Dadang Subur di Chess.com.
Irene Sukandar yang mempunyai title Grandmaster Wanita catur Indonesia ini mengatakan polemik tentang Dewa Kipas telah membuat para pecatur profesional Indonesia merasa malu.
Beberapa waktu yang lalu, Irene berbicara ke publik mengenai penutupan akun Dewa Kipas ini.
Berdasarkan akumulasi data, Irene mengatakan bahwa 95 persen akun Dewa Kipas melakukan kecurangan.
Dengan grafik permainan Dewa Kipas, Irene mengatakan bahwa seharusnya akun tersebut sudah menjadi juara dunia catur.
Baca juga: Siapa Dewa Kipas? Akun Pemain Catur yang Diblokir setelah Kalahkan Pemain Catur Dunia, Gotham Chess
Pernyataan Irene pun membuat Dadang Subur yang merupakan pemilik akun Dewa Kipas tersinggung dan bersedia bermain catur untuk melawannya.
Padahal sebelumnya, Dadang sempat menolak tantangan dari DM Susanto Megaranto dan IM Anjas Novita.
Pertandingan Irene Sukandar dan Dewa Kipas ini akan disiarkan melalui YouTube Deddy Corbuzier pada Senin (22/3/2021), pukul 15.00 WIB.
Baca juga: Siapa Dewa Kipas? Akun Pemain Catur yang Diblokir setelah Kalahkan Pemain Catur Dunia, Gotham Chess
Lantas seperti apa sepak terjang dari Irene Sukandar dalam dunia catur selama ini?
Bernama lengkap Irene Kharisma Sukandar, sosok tersebut merupakan Grand Master Catur Putri asal Indonesia.
Wanita kelahiran 7 April 1992 ini mulai bermain catur saat berusia tujuh tahun dengan turnamen internasional pertamanya pada usia sembilan tahun.
Mengutip en.chessbase.com, pada usia dua belas tahun, dia bermain di Olimpiade Calvia pada tahun 2004, dan memperoleh medali perak.
Peringkat FIDE pertamanya adalah 2010 kemudian memperoleh gelar Women Grand Master (WGM) pada usia enam belas tahun 2008 di Olimpiade Dresden, Jerman.
Ia juga mencatatkan sebagai wanita pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita.